Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ini Buntut Panjang Perang Iran - Israel terhadap Perekonomian Dunia Terutama Asia

Perang Iran - Israel setelah pengeboman gedung konsulat Iran di Suriah, berdampak negatif terhadap perekonomian dunia terutama Asia.

15 April 2024 | 16.28 WIB

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Perbesar
Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Iran terhadap Israel pada Sabtu malam, 13 April 2024, sebagai pembalasan atas pengeboman terhadap gedung konsulat mereka di Suriah, berdampak negatif terhadap perekonomian dunia terutama Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Saham-saham Asia melemah dan harga emas naik pada hari Senin, 15 April 2024, karena sentimen risiko terpukul setelah serangan balasan Iran terhadap Israel memicu kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas sehingga membuat para pedagang gelisah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dolar mencapai level tertinggi barunya dalam 34 tahun terhadap yen di tengah meningkatnya ekspektasi bahwa tekanan inflasi yang kuat di Amerika Serikat akan membuat suku bunga di sana tetap tinggi lebih lama.

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,7% setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke Israel pada Sabtu malam, sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah pada 1 April.

Ancaman perang terbuka antara musuh-musuh Timur Tengah dan Amerika Serikat telah membuat kawasan ini bergejolak. Presiden AS Joe Biden memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa AS tidak akan mengambil bagian dalam serangan balasan terhadap Iran sedikit membuat tenang. Namun Israel mengatakan "perang ini belum berakhir".

Rasa gugup melanda pasar-pasar di Asia pada hari Senin di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, dengan Nikkei Jepang turun 1%, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia turun hampir 0,5 %.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,63%. Bursa Indonesia masih libur Lebaran 2024 dan baru buka kembali besok.

Peralihan ke aset-aset yang lebih aman membuat harga emas naik lebih dari 0,5% menjadi $2,356.39 per ons dan menjaga dolar tetap kuat. Harga dasar emas 24 karat di PT Antam yang di-update pukul 08.40 WIB, dijual sebesar Rp1.315.000 atau naik Rp5.000.

Gejolak Rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus turun pada libur Lebaran 2024 ini. Setelah tercatat Rp15.887 per dolar AS pada 6 April, hari ini turun lagi menjadi Rp16.094. Ini merupakan angka terendah dalam 4 tahun terakhir ketika dolar tembus Rp16,373 pada 3 April 2020. 

Turunnya nilai rupiah ini diduga karena mekanisme transaksi di pasar luar negeri. Seperti di pasar non-deliverable forward (NDF) Singapura, kata Analis dari Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto.

Selain itu, libur panjang pasar keuangan domestik baru akan dibuka pada Selasa besok, 16 April 2024, ikut mendorong pelemahan ini. 

Harga Minyak Adem Ayem

Namun, harga minyak tidak bereaksi terhadap serangan Iran tersebut, karena para pedagang sebagian besar telah memperkirakan serangan balasan dari Iran yang kemungkinan akan semakin mengganggu rantai pasokan. Hal ini membuat minyak mentah berjangka Brent mencapai puncaknya pada $92,18 per barel pada minggu lalu, level tertinggi sejak Oktober.

Brent terakhir turun 0,24% menjadi $90,23 per barel, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun 0,35% menjadi $85,36 per barel.

“Risiko utama bagi perekonomian global adalah apakah hal ini akan meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas, dan bagaimana respons pasar energi,” kata Neil Shearing, kepala ekonom kelompok di Capital Economics seperti dikutip Reuters.

“Kenaikan harga minyak akan mempersulit upaya untuk mengembalikan inflasi ke target di negara-negara maju, namun hanya akan berdampak material pada keputusan bank sentral jika harga energi yang lebih tinggi berdampak pada inflasi inti.”

Saham berjangka AS menguat, setelah aksi jual besar-besaran di Wall Street pada hari Jumat karena hasil dari bank-bank besar AS gagal memberikan hasil yang mengesankan. S&P 500 berjangka dan Nasdaq berjangka masing-masing naik sekitar 0,4%.

EUROSTOXX 50 berjangka naik 0,22%, sementara FTSE berjangka turun 0,5%.

Namun pergerakan saham di Cina tidak terkait perang di Timur Tengah. Saham-saham terdorong lebih tinggi setelah regulator sekuritas negara tersebut mengeluarkan rancangan peraturan pada hari Jumat untuk memperkuat pengawasan pencatatan perusahaan, penghapusan pencatatan (delisting) dan program perdagangan berbasis komputer.

Pelaku pasar menganggap langkah ini sebagai sinyal positif untuk memperbaiki pasar saham Tiongkok yang sedang lesu dan melindungi kepentingan investor. Indeks blue-chip CSI300 negara tersebut (.CSI300) naik hampir 2%, sedangkan indeks Shanghai Composite (.SSEC) naik 1,2%.

Tak Berdampak ke Amerika

Di tempat lain, imbal hasil Treasury AS bertahan di dekat level tertinggi baru-baru ini karena para pedagang mengurangi ekspektasi mereka terhadap kecepatan dan skala penurunan suku bunga dari Federal Reserve tahun ini.

Imbal hasil acuan 10 tahun terakhir berada di 4,5605%, sedangkan imbal hasil dua-tahun bertahan di dekat level 5% dan terakhir di 4,9269%.

Berlanjutnya data ekonomi AS yang tangguh, khususnya laporan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan pada minggu lalu, telah menambah pandangan bahwa suku bunga AS bisa tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, dan bahwa siklus pelonggaran The Fed sepertinya tidak akan dimulai pada bulan Juni.

Kontrak berjangka saat ini menunjukkan perkiraan pelonggaran sebesar 44 basis poin pada tahun ini, sebuah kemunduran besar dari 160 basis poin yang diperkirakan pada awal tahun.

Perubahan besar dalam prospek suku bunga pada gilirannya telah membuat dolar terpuruk, mendorongnya ke level tertinggi dalam 34 tahun di 153,85 yen pada hari Senin.

Euro dan poundsterling juga tertahan di dekat posisi terendah lima bulan. “Kami telah memperbarui perkiraan kami untuk FOMC AS, mendorong waktu dimulainya siklus penurunan suku bunga hingga September 2024, dari Juli sebelumnya,” kata Kristina Clifton, ekonom senior di Commonwealth Bank of Australia.

“IHK AS lebih kuat dari yang diharapkan selama tiga bulan pertama tahun 2024. Kami memperkirakan akan diperlukan serangkaian angka inflasi sebesar 0,2%/bulan atau lebih rendah untuk memberikan keyakinan kepada The Fed bahwa inflasi dapat tetap lebih rendah secara berkelanjutan dan bahwa suku bunga tidak perlu tetap berada pada level yang membatasi."

Sejumlah pengambil kebijakan The Fed akan menyampaikan pidatonya minggu ini, termasuk Ketua Jerome Powell, yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai jalur suku bunga AS di masa depan.

Pergeseran ekspektasi suku bunga telah menghentikan reli bitcoin, setelah mata uang kripto terbesar di dunia ini berulang kali mencatat rekor baru tahun ini berkat aliran dana baru yang diperdagangkan di bursa spot bitcoin dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat. Bitcoin turun lebih dari 3% menjadi $65.010, sebagian juga terbebani oleh sentimen risk-off global.

Yudono Yanuar

Yudono Yanuar

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus