Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Direktur Utama BPDPKS memperkirakan insentif untuk program B40 pada 2025 Rp 46-47 triliun.
Insentif B40 dibatasi karena selisih harga minyak dunia dan minyak kelapa sawit sedang tinggi.
Pemerintah akan menggunakan dana APBN untuk menyuntik BPDPKS agar program B40 berjalan.
KEBUTUHAN anggaran untuk program biodiesel melonjak seiring dengan peningkatan kewajiban bauran bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit terhadap solar, dari 35 persen menjadi 40 persen atau B40, mulai 1 Januari 2025. Pemerintah memastikan punya cukup dana.
Pemerintah berencana mengalokasikan B40 sebanyak 15,62 juta kiloliter pada 2025. Program biodiesel ini merupakan upaya pemerintah mengurangi konsumsi bahan bakar minyak atau BBM sekaligus emisi kendaraan. Namun produk B40 belum bisa bersaing dengan solar. Ada biaya tambahan dari bahan baku, yaitu molekul minyak sawit, fatty acid methyl esters (FAME), yang membuat harganya menjadi lebih mahal.
Karena harganya lebih mahal, pemerintah memberikan insentif kepada produsen biodiesel dengan menutup selisih antara biaya produksi dan harga jual. Insentif diberikan kepada produsen biodiesel untuk memastikan stoknya terjaga. Sedangkan dana insentif berasal dari pungutan ekspor sawit yang dikelola Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau BPDPKS.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo