Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Insiden Pintu

Buntut pemecatan Lena, seorang karyawan Bali Hyatt, ternyata ramai. Manajer personalia, Gusti Bagus Oka, terpaksa diistirahatkan memenuhi tuntutan karyawan lain yang menunjukkan solidaritas atas Lena. (eb)

11 November 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HALAMAN Bali Hyatt, satu di antara sejumlah hotel internasional di Bali, ramai 21 Oktober lalu. Ada yang menduga, sekitar 300 orang yang berkumpul di sana warga Golkar yang datang terlambat untuk Munas yang dibuka Pembina Golkar Soeharto, Presiden, sehari sebelumnya. Mereka, ada yang berteriak dan mengacungkan tangan, tak lain karyawan hotel itu sendiri. Ada apa? Tentu saja biasa, soal hubungan kerja antara karyawan dan majikan yang sedikit kurang serasi. Bermula, Made Lena, seorang karyawan yang dikenal berkelakuan baik oleh banyak karyawan lainnya, satu waktu lupa menutup pintu ketika masuk dari bagian belakang. Menurut peraturan, karyawan yang keluar masuk bagian belakang hotel diminta tidak lupa ihwal menutup pintu itu. Lena, karena kealpaannya itu bukan saja ditegor malah sekaligus dipecat oleh Menejer Personalia Gusti Bagus Oka. Nah, berkumpul di halaman, teman Lena menunjukkan solidaritasnya. Teriak mereka: "Mana yang keluar, kami semua atau personil menejer?! " Jenderal Menejer Andre C. Pury pun tampaknya mengerti. Dihadiri polisi dan utusan Kanwil Departemen Tenaga Kerja, perundingan dilakukan. Mula-mula diputuskan Bagus Oka dimutasikan saja. Tapi setelah karyawan menyatakan kurang puas, dalam perundingan kedua sore hari itu diputuskan Bagus Oka diistirahatkan. "Istilah pemecatan tidak ada, yang tepat, untuk sementara diistirahatkan," ucap Asisten Menejer Made Jagra kepada pembantu TEMPO Nengah Wedja. Apa pun istilahnya, karyawan tampaknya cukup puas. Sore hari itu juga mereka bubar. Sembilan hari sesudah peristiwa di Bali Hyatt, karyawan hotel Sanur Beach kebetulan juga kumpul di halaman. Juga lebih kurang 300 orang. Persoalannyapun menyangkut hubungan kerja antara karyawan dan majikan. Disebut-sebut soal pemecatan dan soal pelaksana asisten menejer hotel tersebut yang dikatakan banyak melanggar ketentuan. Apa betul begitu, belum jelas benar. Eddy Karmawan sendiri ketika dihubungi TEMPO mengaku tidak punya salah "Di sini saya orang kedua. Atasan saya ada. Tapi, biarkan kasus ini reda dengan sendirinya," Eddy meminta. Dan, diminta atau tidak, persoalan memang bisa reda. Karena menyangkut stabilitas daerah sebagaimana dikatakan Komandan Korem Kolonel Alex Setiabudi, petugas keamanan turun tangan. Begitulah, polisi hari itu juga menanyai 11 karyawan Sanur Beach. Maksudnya untuk melacaki apakah ada pihak ketiga yang menunggangi. Bagaimana komentar Kanwil Departeman Tenaga Kerja sendiri ihwal kekaryawanan di Sanur Beach itu? Drs Soedarisman dari bagian Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja menolak untuk bicara. "Saya belum boleh bicara sebab Pak Alex sedang menangani kasus ini. Kalau bicara nanti salah lagi," Soedarisman menjelaskan. Tapi yang pasti, arus wisatawan asing tak mengendor dengan adanya kejadian itu sekalipun banyak juga hotel yang kecilan kembali kosong, seusai itu Munas Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus