HALAMAN Bali Hyatt, satu di antara sejumlah hotel internasional
di Bali, ramai 21 Oktober lalu. Ada yang menduga, sekitar 300
orang yang berkumpul di sana warga Golkar yang datang terlambat
untuk Munas yang dibuka Pembina Golkar Soeharto, Presiden,
sehari sebelumnya. Mereka, ada yang berteriak dan mengacungkan
tangan, tak lain karyawan hotel itu sendiri.
Ada apa? Tentu saja biasa, soal hubungan kerja antara karyawan
dan majikan yang sedikit kurang serasi.
Bermula, Made Lena, seorang karyawan yang dikenal berkelakuan
baik oleh banyak karyawan lainnya, satu waktu lupa menutup pintu
ketika masuk dari bagian belakang. Menurut peraturan, karyawan
yang keluar masuk bagian belakang hotel diminta tidak lupa ihwal
menutup pintu itu. Lena, karena kealpaannya itu bukan saja
ditegor malah sekaligus dipecat oleh Menejer Personalia Gusti
Bagus Oka. Nah, berkumpul di halaman, teman Lena menunjukkan
solidaritasnya. Teriak mereka: "Mana yang keluar, kami semua
atau personil menejer?! "
Jenderal Menejer Andre C. Pury pun tampaknya mengerti. Dihadiri
polisi dan utusan Kanwil Departemen Tenaga Kerja, perundingan
dilakukan. Mula-mula diputuskan Bagus Oka dimutasikan saja. Tapi
setelah karyawan menyatakan kurang puas, dalam perundingan kedua
sore hari itu diputuskan Bagus Oka diistirahatkan. "Istilah
pemecatan tidak ada, yang tepat, untuk sementara
diistirahatkan," ucap Asisten Menejer Made Jagra kepada pembantu
TEMPO Nengah Wedja.
Apa pun istilahnya, karyawan tampaknya cukup puas. Sore hari itu
juga mereka bubar.
Sembilan hari sesudah peristiwa di Bali Hyatt, karyawan hotel
Sanur Beach kebetulan juga kumpul di halaman. Juga lebih kurang
300 orang. Persoalannyapun menyangkut hubungan kerja antara
karyawan dan majikan. Disebut-sebut soal pemecatan dan soal
pelaksana asisten menejer hotel tersebut yang dikatakan banyak
melanggar ketentuan. Apa betul begitu, belum jelas benar. Eddy
Karmawan sendiri ketika dihubungi TEMPO mengaku tidak punya
salah "Di sini saya orang kedua. Atasan saya ada. Tapi, biarkan
kasus ini reda dengan sendirinya," Eddy meminta.
Dan, diminta atau tidak, persoalan memang bisa reda. Karena
menyangkut stabilitas daerah sebagaimana dikatakan Komandan
Korem Kolonel Alex Setiabudi, petugas keamanan turun tangan.
Begitulah, polisi hari itu juga menanyai 11 karyawan Sanur
Beach. Maksudnya untuk melacaki apakah ada pihak ketiga yang
menunggangi.
Bagaimana komentar Kanwil Departeman Tenaga Kerja sendiri ihwal
kekaryawanan di Sanur Beach itu? Drs Soedarisman dari bagian
Perlindungan dan Perawatan Tenaga Kerja menolak untuk bicara.
"Saya belum boleh bicara sebab Pak Alex sedang menangani kasus
ini. Kalau bicara nanti salah lagi," Soedarisman menjelaskan.
Tapi yang pasti, arus wisatawan asing tak mengendor dengan
adanya kejadian itu sekalipun banyak juga hotel yang kecilan
kembali kosong, seusai itu Munas Golkar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini