Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jalan Mulus Milik Perry

Presiden telah lama memilih Perry Warjiyo sebagai kandidat Gubernur Bank Indonesia. Dianggap mampu mengendalikan inflasi dan moneter di tahun politik.

4 Maret 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jalan Mulus Milik Perry

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIAPIT lima pembicara, Perry Warjiyo menutup sesi diskusi pada Konferensi Tingkat Tinggi Bank Indonesia-International Monetary Fund. Pada Selasa pekan lalu, ia menyoroti pentingnya interkoneksi antar-industri keuangan di era digital, terutama menghubungkan teknologi finansial (fintech) dengan industri perbankan agar tidak mengancam stabilitas keuangan. Deputi Gubernur Bank Indonesia itu juga berbicara tentang tantangan geopolitik dunia terhadap ekonomi di Tanah Air.

Di tengah proteksionisme Amerika Serikat, Perry mendorong negara-negara Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memiliki ketahanan ekonomi agar tetap mampu memikat investor. "Untuk investor global, silakan berinvestasi di Indonesia dan ASEAN," ucap Perry di Hotel Fairmont Jakarta. Sejumlah hal yang disampaikan calon tunggal Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023 itu tak lain merupakan salah satu tantangan yang bakal dihadapi bank sentral ke depan.

Seusai konferensi, Perry memilih menghindar. Meski para juru warta mengucapkan selamat atas pencalonannya, ia buru-buru menutup pintu mobilnya. Di industri perbankan, nama Perry menjadi pembicaraan. Dua pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengirimkan nama Perry kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai calon tunggal Gubernur Bank Indonesia menggantikan Agus Martowardojo yang akan pensiun pada akhir Mei. Kabar ini menjadi kado buat Perry, yang berulang tahun ke-59 pada Ahad dua pekan lalu.

Lebih dari separuh usia pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, ini dihabiskan untuk bekerja di Bank Indonesia. Jam terbang yang panjang inilah yang menjadi salah satu pertimbangan Jokowi memilih Perry. "Dari komunikasi secara tidak langsung, terlihat yang dipilih orang dalam," kata seorang pejabat di Kementerian Sekretariat Negara kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Menurut dia, Presiden sengaja tak menyetorkan banyak nama ke parlemen karena telah terpincut kepada Perry. Langkah yang sama dilakukan Presiden saat menyodorkan nama Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian sebagai calon tunggal.

Juru bicara Presiden, Johan Budi, mengatakan pencalonan Perry dilakukan berdasarkan sejumlah pertimbangan. Sama seperti pencalonan kepala lembaga lain, kali ini Presiden meminta saran dari sejumlah pihak, seperti Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. "Paling tidak, meminta masukan rekam jejak calon dan informasi yang berkaitan dengan posisi yang sedang dijabat," ujarnya.

Sejak 2013, Perry diangkat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia. Sebelumnya, Perry tiga kali gagal dalam seleksi Deputi Gubernur Bank Indonesia di Dewan Perwakilan Rakyat. Perry pernah dicalonkan pada 2008, 2010, dan 2011. Baru pada 2013, Perry terpilih secara aklamasi sebagai Deputi Gubernur BI menggantikan rekannya, Hendar.

Dengan pendidikan moneter dan keuangan internasional dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hingga meraih gelar doktor bidang yang sama dari Iowa State University, Amerika Serikat, karier Perry terbilang moncer. Ia pernah menjabat Direktur Eksekutif di Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group pada 2007-2009. Ia juga pernah menjadi Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia sebelum akhirnya menjabat asisten gubernur untuk perumusan kebijakan moneter, makroprudensial, dan internasional.

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan pengalaman karier Perry di bidang moneter sangat mumpuni untuk mengantisipasi potensi krisis global. "Ini tak hanya cukup teoretis," ucapnya. "Tapi dia harus tahu soal capital flow, cadangan devisa, kapan harus intervensi, dan kapan menekan suku bunga untuk menyeimbangkan."

Tak hanya cerdas dan cergas memahami risiko ekonomi global, Gubernur Bank Indonesia berikutnya diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira, mengatakan Bank Indonesia memang berhasil memangkas suku bunga acuan hingga 200 basis point. Tapi suku bunga kredit hanya turun 150 basis point atau rata-rata masih dua digit. "Padahal Jokowi ingin bunga kredit single digit," ujar Bhima.

Kendati demikian, menurut Bhima, Gubernur Bank Indonesia juga harus mampu menjaga independensi dan integritas pada tahun politik. Kondisi ekonomi rentan digunakan sebagai bahan kampanye. "Tanpa independensi, kebijakan BI akan menurun."

Pengangkatan Perry sebagai orang nomor satu di Bank Indonesia sudah terlihat sejak pemilihan Deputi Gubernur Bank Indonesia. Perry harus melepas jabatan Deputi Gubernur per 15 April. Sebetulnya ia masih bisa dicalonkan kembali untuk jabatan yang sama. Namun Jokowi hanya mengirimkan tiga nama untuk posisi tersebut kepada Dewan Perwakilan Rakyat, yakni Dody Budi Waluyo, Doddy Zulverdi, dan Wiwiek Sisto Widayat.

Ketua Tim Ahli Presiden Sofjan Wanandi mengungkapkan, kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jokowi sempat menanyakan kelebihan dan kekurangan empat nama calon, yakni Perry Warjiyo, Agus Martowardojo, Chatib Basri, dan Bambang Brodjonegoro. "Presiden tentu meminta pertimbangan banyak orang, termasuk Menteri Keuangan atau Menteri Koordinator Perekonomian juga," ucap Sofjan, Kamis pekan lalu. Sebelum menjabat Gubernur BI saat ini, Agus Marto adalah Menteri Keuangan di era kabinet Susilo Bambang Yudhoyono. Chatib Basri juga pernah menjadi Menteri Keuangan selama satu tahun, sedangkan Bambang Brodjonegoro pernah menjabat posisi yang sama selama dua tahun sejak 2014. "Tapi Presiden punya keputusan akhir."

Seorang pejabat di Kantor Staf Kepresidenan menyebutkan, dari empat nama tersebut, pilihan Presiden mengerucut ke dua nama besar: Bambang Brodjonegoro dan Perry Warjiyo. Bambang, menurut dia, tak dipilih lantaran masih menjabat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Jokowi tak ingin menggelar reshuffle untuk kabinet yang umurnya tinggal satu tahun.

Di sela kunjungannya ke Cikarang, Selasa pekan lalu, Presiden Joko Widodo mengakui rekam jejak dan pengetahuan Perry terkait dengan moneter, inflasi, dan kebijakan Bank Indonesia cukup cemerlang. "Penguasaan Pak Perry tak diragukan lagi," ucap Jokowi.

Perry sepertinya sudah sadar akan menjadi calon kuat gubernur pilihan Jokowi. Menurut anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Andreas Edy Susetyo, ia sempat menggoda Perry saat menggelar acara perkawinan anaknya di Hotel Bidakara, 4 Februari. "Saya bilang, selamat, ya," ujar Andreas sambil menyalami Perry saat itu. "Wah, tolong nanti dibantu ya, Pak," ucap Perry membalas omongan Andreas.

Andreas menyebutkan sosok Perry sesuai dengan keinginan Jokowi merangkul lebih banyak orang Islam pada pemerintahan selanjutnya. Pada Indonesia Shari’a Economic Festival 2017 di Surabaya, Perry menargetkan Indonesia akan menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah pada 2024. "Apalagi Perry sama-sama dari UGM dan orang Solo Raya," ujar Andreas.

Ia yakin para politikus Senayan akan meloloskan Perry dalam uji seleksi yang digelar pada masa sidang pekan ini.

Putri Adityowati, Friski Riana, Ahmad Faiz, Fajar Pebrianto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus