Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Janji Manis Arek Pasuruan

Misbakhun obral janji. Hibah seratus persen gaji pokok hingga bedah rumah. Hadiah haji belum dia penuhi.

8 Maret 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Muhammad Kabul, 65 tahun, mengusap potret dia bersama pemain klub Perserikatan Sepak Bola Kota Pasuruan (Persekap). Foto hitam putih itu menempel di dinding ­rumahnya di Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati, Pasuruan, Jawa Timur. Penjaga gawang itu tampak gagah dalam gambar jepretan tahun 1973 di stadion Pasuruan. Persis di sebelah kanan foto itu menggantung sertifikat reuni akbar Persekap 1960-2008 dalam pigura apik.

Sertifikat itu menerangkan Kabul meraih hadiah utama ongkos naik haji, ditandatangani chairman Perseroan Terbatas Agar Sehat Makmur Lestari, Mukhamad Misbakhun, yang juga inisiator hak angket Bank Century dari Fraksi Keadilan Sejahtera. Kini ia tersandung dugaan LC (letter of credit) fiktif US$ 22,5 juta Bank Century. Presiden Yudhoyono sebelum memimpin rapat kementerian bidang politik, hukum, dan keamanan pada Jumat pekan lalu menyatakan LC bodong itu terindikasi kriminal.

Reuni pada Agustus dua tahun lalu itu masih segar dalam ingatan Kabul. Pensiunan pegawai Pabrik Gula Kedawung ini tak pernah mimpi bisa menunaikan rukun Islam yang kelima ini, sehingga janji haji itu membuat Kabul berbunga-bunga. Hadiah serupa juga dijanjikan Misbakhun kepada Sentot. Dia pemain bola Pasuruan seangkatan Kabul di posisi penyerang. Kabul dan Sentot tinggal sedesa. Hampir dua tahun janji haji terus membayangi mereka. ”Enggak jelas kapan berangkatnya,” kata Kabul, Jumat pekan lalu.

Ia mengatakan, reuni Persekap itu berlangsung meriah di halaman rumah Abdullah, bekas pelatih klub sepak bola. Kangen-kangenan itu juga menjadi ajang Misbakhun memperkenalkan dirinya sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera untuk pemilu tahun lalu. Misbakhun umbar janji memperhatikan dunia sepak bola dan para pensiunan pemainnya. Bakhun, sapaan teman-teman dekatnya, usul mendirikan yayasan dan koperasi untuk kesejahteraan bekas pemain bola. Mesin cuci, kipas angin, dan televisi juga ia undi buat peserta reuni.

Kabul beberapa kali berinisiatif menagih janji hadiah haji itu. Dalam halal-bihalal bekas pemain Persekap di Gedung Bhayangkara Pasuruan tiga bulan setelah reuni, Kabul menanyakan kembali janji haji itu kepada Misbakhun. Kabul juga pernah mendatangi kantor perusahaan Misbakhun. Namun Misbakhun tak jua memberikan kepastian. Bahkan, kata Kabul, Misbakhun secara kasar menyatakan telah meng­urus seluruh kelengkapan administrasi dan ongkos naik haji. ”Sampai sekarang KTP saya masih dia pegang,” kata Kabul.

Kabul dan Sentot mendapat janji berangkat haji pada 2011. Tapi hingga kini tak ada secuil bukti bahwa mereka telah terdaftar dalam antrean calon haji. Kabul pun menyatakan sedang dirun­dung malu. Sebab, kabar ia bakal naik haji telanjur kondang ke seantero Pasuruan. Bahkan banyak kenalan memanggil dia Haji Kabul. Kabul tak lagi merumput di lapangan hijau. Bapak enam anak ini tiap hari menyabit rumput buat empat kambingnya. Kabul hidup bersandar pensiunan Rp 200 ribu per bulan dan sokongan dari anak.

Misbakhun mendirikan Mukhamad Misbakhun Center (MMC) pada akhir 2008 lalu. MMC itu untuk memoles citra. Poster raksasa sembilan meter persegi terpampang di tepi jalan Desa Pacar Keling, Kecamatan Kejayan, Pasuruan. Di situ termaktub besar-besaran tulisan Mukhamad Misbakhun Center. Foto Misbakhun berpeci hitam nampang di depan gudang seluas lapangan sepak bola.

Misbakhun menyulap gudang pe­nyimpanan rumput laut menjadi sekretariat untuk menyalurkan seluruh gaji pokok. Rupanya Misbakhun ingin memenuhi janji kampanye yang pernah ia tulis di semua mobil perusahaan. Bu­nyinya, ”Demi Allah, saya akan serahkan 100 persen gaji pokok saya di DPR bila saya terpilih untuk masyarakat Pasuruan-Probolinggo.” Misbakhun anggota Dewan mewakili daerah pemilihan kabupaten-kota Pasuruan dan Probolinggo.

Tembok dua meter dengan pintu gerbang besar tertutup rapat mengelilingi gudang tadi. Kantor MMC ini berukuran 3 kali 10 meter. Komputer dan papan berisi hasil rekapitulasi perhitungan suara milik Misbakhun melengkapinya. Kliping koran yang memuat penyaluran bantuannya jadi pemanis. Ada berita pembangunan pesantren, ­jalan, jembatan, pengajian, dan kegiatan sosial lain.

Seorang pegawai MMC mengatakan, Misbakhun menghibahkan seratus persen gaji pokok Rp 16,7 juta buat masyarakat sejak dilantik anggota Dewan pada Oktober lalu. Proposal permohonan bantuan terus mengalir. Untuk publikasi, Misbakhun Center memasang foto kegiatan pada separuh halaman koran lokal setiap pekan. ”Kami mengikat kontrak lima tahun untuk ­advertorial ini,” kata pegawai MMC.

Misbakhun juga membuat program bedah rumah mengadopsi reality show yang ditayangkan televisi. Pada awal 2009, Misbakhun membongkar rumah Sadamun, 45 tahun. Awalnya rumah berdinding anyaman bambu, ia sulap jadi tembok bata. Warga Desa Kedawung Wetan, Kecamatan Grati, ini ia bantu karena miskin. Sadamun tak mampu memperbaiki rumah reotnya. Bapak tiga anak ini sehari-hari mengayuh becak untuk menghidupi keluarga. ”Alhamdulillah, sekarang lebih layak huni,” kata Sadamun.

Sumber Tempo mengatakan, Misbakhun dalam pemilu tahun lalu semula berada di urutan tujuh calon Dewan. Saat itu belum ada keputusan Mahkamah Konstitusi yang menetapkan penentuan anggota Dewan berdasarkan suara terbanyak, bukan nomor urut. Misbakhun bermanuver agar dapat nomor urut satu. Caranya, mendekati elite pimpinan pusat partai.

Namun Ketua Dewan Pimpinan Da­erah Kabupaten Pasuruan, Akhmad Nadlir, menampik. Misbakhun terpilih karena tekun mengembangkan usaha serta dikenal dermawan. Misbakhun saat itu memang bukan kader partai. ”Kami memang membuka kesempatan buat mereka yang bukan kader partai,” kata Nadlir.

Alasan lain, dalam sejumlah survei internal, tingkat keterpilihan Misba­khun cukup tinggi dibanding calon lain. Misbakhun punya basis dukungan nelayan di pesisir Pasuruan. Misbakhun juga dianggap mewakili kepentingan konstituen Nahdlatul Ulama. Pasuruan dan Probolinggo adalah kawasan pendukung kuat organisasi massa Islam tradisional itu. Apalagi selama ini Misbakhun dikenal dekat dengan sejumlah pimpinan dan pengasuh pondok pesantren.

Orang dekat Misbakhun mengatakan, pria 40 tahun itu semula tak tertarik masuk politik. Gagalnya dia mendapat kredit dari bank pelat merah dengan bunga di bawah rate pasar menjadi pemicu. Misbakhun ­terinspirasi pengusaha yang masuk politik sehingga punya daya tawar bisnis. Partai Ke­adilan Sejahtera jadi pilihan. ”Alasan dia, partai ini punya citra be­ning dan bersih,” kata orang itu.

Misbakhun lahir di Pasuruan. Ia anak Mursalin (almarhum), penarik becak dan sopir panggilan yang menceraikan istrinya tatkala Misbakhun masih kelas empat sekolah dasar. Ia menyelesaikan sekolah dasar hingga sekolah mene­ngah atas di Pasuruan. Pada 1989 ia masuk Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Misbakhun pernah menjadi ajudan pribadi Direktur Jenderal Pajak Hadi Poernomo. Pada 2003 ia mundur dari pegawai negeri sipil dan mendirikan pabrik pengolahan rumput laut di Purwosari, Pasuruan.

Misbakhun tak banyak berkomentar. Meski sedang dapat sorotan, ia tetap ceria ketika ditemui di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Jumat sore pekan lalu. ”Mau menulis apa lagi? Apa yang menarik dari saya?” kata dia. Misbakhun meluncur dengan Audi silver sembari menjanjikan bertemu di Plaza Senayan sore itu juga.

Namun dia tak menjawab telepon dan pesan pendek tentang persisnya tempat pertemuan. Misbakhun tidak ada di tiga tempat ia biasa nongkrong di plaza itu. Sebelumnya, Andi Rahmat, anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, mengatakan sejak ada tudingan LC bodong itu hak bicara Misbakhun dibatasi untuk menghindari politisasi.

Sunudyantoro, Eko Widianto (Pasuruan)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus