Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi: Hilirisasi Bahan Mentah Terus Dilakukan Besar-besaran

Jokowi mengatakan pemerintah akan terus menggenjot hilirisasi bahan-bahan mentah di Tanah Air.

14 Agustus 2020 | 12.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka penyampaian laporan kinerja lembaga-lembaga negara dan pidato dalam rangka HUT ke-75 Kemerdekaan RI pada sidang tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah akan terus menggenjot hilirisasi bahan-bahan mentah di Tanah Air. Misalnya, dengan mengolah batu bara menjadi methanol dan gas.

Selain itu, beberapa kilang dibangun untuk mengolah minyak mentah menjadi minyak jadi, dan sekaligus menjadi penggerak industri petrokimia yang memasok produk industri hilir bernilai tambah tinggi.

"Hilirisasi bahan mentah yang lain juga terus dilakukan secara besar-besaran," ujar Jokowi saat membaca pidato pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jumat, 14 Agustus 2020.

Di samping itu, Jokowi mengatakan saat ini bijih nikel juga telah bisa diolah menjadi ferro nikel, stainless steel slab, lembaran baja, dan dikembangkan menjadi bahan utama untuk baterai lithium. Hilirisasi produk tersebut, menurut dia akan bisa memperbaiki defisit transaksi berjalan Indonesia.

"Ini juga meningkatkan peluang kerja, dan mulai mengurangi dominasi energi fosil," kata Jokowi. Selain itu, upaya ini pun diyakini bisa membuat posisi Indonesia menjadi sangat strategis dalam pengembangan baterai lithium, mobil listrik dunia, dan produsen teknologi di masa depan.

Terkait kemandirian energi, Jokowi mengatakan salah satu upaya yang telah berjalan antara lain PT Pertamina (Persero) telah bekerja sama dengan para peneliti untuk menciptakan katalis untuk pembuatan D100.

D100 adalah bahan bakar diesel yang seratus persen dibuat dari minyak kelapa sawit. Bahan bakar tersebut saat ini sedang diuji produksi di dua kilang milik perseroan. "Ini akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20 ribu barel per hari," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan pada tahun 2019 Indonesia sudah berhasil memproduksi dan menggunakan B20, bahan bakar dengan campuran minyak sawit 20 persen. Upaya itu diteruskan pada tahun 2020 dengan penerapan B30, yaitu dengan kandungan minyak sawit 30 persen. "Sehingga kita mampu menekan nilai impor minyak kita di tahun 2019."

Baca juga: Jokowi: Kemunduran Ekonomi Negara Besar Jadi Momentum RI Kejar Ketertinggalan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus