Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Lanjutkan Program Bansos Beras 10 Kilogram, Hingga Kapan?

Kepala Bapanas menyatakan Presiden Jokowi sudah menyetujui bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) untuk dilanjutkan.

3 Juni 2024 | 21.46 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebutkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menyetujui bantuan pangan beras 10 kilogram (kg) untuk dilanjutkan. Program ini menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Alhamdulillah, hari ini Bapak Presiden Jokowi telah memberikan persetujuan keberlanjutan banpang (bantuan pangan) beras untuk terus dikucurkan kepada 22 juta keluarga se-Indonesia, berupa beras kualitas terbaik dari Bulog 10 kilogram per keluarga per 2 bulan,” kata Arief dalam keterangan di Jakarta, Senin, 3 Juni 2024, seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jokowi, kata Arief, telah menyetujui bantuan pangan beras diteruskan lagi setelah bulan Juni ini. “Jadi program pro rakyat ini di 2024 ini akan berlangsung lagi setelah Juni ini, tepatnya di Agustus, Oktober, dan Desember,” tuturnya.

Dengan begitu, kehadiran dan perhatian pemerintah akan terus menyokong perekonomian 22 juta keluarga penerima manfaat. Sebanyak 22 juta keluarga itu setara dengan sekitar 89 juta orang. "Artinya hampir sepertiga rakyat Indonesia yang diberikan beras Bulog yang berkualitas baik dari pemerintah,” ujar Arief.

Arief menilai keberlanjutan bantuan pangan beras itu menjadi hal penting, apalagi harga pangan global mulai naik. Oleh sebab itu, Indonesia harus mulai bersiap dalam mengantisipasi hal tersebut.

“Kita di Indonesia punya banpang ini karena tidak ada negara lain yang memberikan bantuan pangan gratis dalam bentuk beras," kata Arief. "Dengan instrumen ini, kita yakin dapat menjaga kondisi perberasan sekaligus inflasi nasional."

Ia lalu mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2024, inflasi beras secara bulanan berada cukup tinggi di angka 5,32 persen. Namun inflasi beras melemah dengan di Maret 2024 menurun ke 2,06 persen dan April 2024 tercatat minus 2,72 persen.

Teranyar, inflasi beras di Mei 2024 kembali melemah menjadi minus 3,59 persen dengan andil terhadap inflasi minus 0,15 persen. Kondisi itu dipengaruhi ketersediaan stok beras yang memadai disebabkan produksi beras dalam negeri 3 bulan terakhir cukup tinggi.

Sementara itu, pada Maret 2024, produksi beras tercatat memiliki angka potensi 3,38 juta ton. Di April 2024 angka potensi di 5,31 juta ton dan Mei 2024 di 3,58 juta ton.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus