Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Jokowi Proyeksikan Ekonomi Tumbuh 5,3 Persen di 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2019 mencapai kisaran 5,3 persen.

16 Agustus 2018 | 16.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di 2019 mencapai kisaran 5,3 persen. Meski, proyeksi perekonomian Indonesia yang akan menjadi landasan dalam menyusun asumsi dasar perhitungan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2019 itu diperkirakan masih akan sangat dinamis dan menantang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertumbuhan tersebut akan semakin adil dan merata, dengan mendorong makin cepat pertumbuhan di kawasan timur Indonesia, kawasan perbatasan, dan daerah-daerah lain yang masih tertinggal," ujar Jokowi saat pembacaan nota keuangan di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis, 16 Agustus 2018.

Selain itu, pertumbuhan tersebut diharapkan dapat memperkuat usaha ultra mikro, usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Pertumbuhan juga diharapkan untuk menekan ketimpangan antardaerah serta memperkecil kesenjangan antarkelompok pendapatan dan memperkuat ekonomi desa dan mengurangi kemiskinan secara lebih fokus dan lebih cepat.

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan inklusif, Jokowi berujar pertumbuhan konsumsi rumah tangga perlu dijaga, dan investasi serta ekspor perlu didorong untuk ditingkatkan. Di tahun 2019, Pemerintah akan berupaya menjaga inflasi pada rentang 2,5 - 4,5 persen.

Tingkat inflasi yang rendah, menurut Jokowi, tidak hanya mendorong perekonomian domestik menjadi lebih efisien dan berdaya saing, tetapi juga menjamin kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
pokok.

Jokowi berujar pengendalian inflasi tersebut dilakukan dengan menjaga ketersediaan pasokan barang dan jasa, khususnya pangan, melalui peningkatan kapasitas produksi nasional dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan. Di sisi lain, daya beli masyarakat bakal terus dijaga dengan
berbagai program perlindungan sosial, terutama untuk masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah

Selain itu, Jokowi berujar masih ada banyak faktor yang akan menjadi tantangan dalam menjaga stabilitas dan pergerakan nilai tukar Rupiah di tahun depan. Misalnya saja dari faktor dinamika ekonomi negara maju, termasuk normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat dan Eropa, serta perkembangan ekonomi Cina.

"Perlu kita sadari bersama bahwa tantangan ini tidak hanya dialami oleh rupiah, tetapi juga oleh banyak mata uang global," ujar Jokowi. "Nilai tukar rupiah tahun 2019 diperkirakan berada di kisaran Rp 14.400 per dolar Amerika Serikat."

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus