Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Jokowi Tinjau Proyek Smelter Bauksit di Kalimantan Barat, Targetkan Kurangi Impor Alumina

Jokowi mengatakan pembangunan smelter SGAR di Mempawah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada impor.

20 Maret 2024 | 16.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo melanjutkan kegiatan kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara (Sumut), pada Jumat, 15 Maret 2024, dengan bertolak menuju Kabupaten Padang Lawas. Foto: Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi terus mendorong hilirisasi komoditas mineral dan batu bara (minerba). Setelah hilirisasi nikel, saat ini yang menjadi fokus adalah hilirisasi bauksit. Jokowi pun mengatakan pembangunan smelter untuk bauksit menjadi penting sebagai langkah lanjutan setelah  hilirisasi nikel.

"Biji bauksit yang paling banyak itu memang berada di Kalimantan Barat. Kenapa ini (smelter) harus dibangun, karena kebutuhan kita besar," kata Jokowi di  smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Rabu, 20 Maret 2024, dipantau Tempo dari siaran YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan pembangunan smelter SGAR di Mempawah dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada impor alumina. Ia juga mengatakan nantinya alumina yang diproduksi di SGAR akan dikirim ke Kuala Tanjung untuk diolah menjadi aluminium.

Oleh karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menargetkan pembangunan smelter tersebut rampung Juni tahun ini. Kemudian, beroperasi penuh pada awal 2025.  "Saya kira ini akan banyak menjadi subtitusi impor sehingga devisa kita tidak keluar, bisa menyimpan devisa lagi," tutur dia.

Lebih lanjut, ia mengatakan hilirisasi merupakan pekerjaan besar. Dengan hilirisasi, nantinya ada integrasi untuk pembuatan komponen electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. 

"Body-nya mungkin dari aluminium. Kemudian baterai EV-nya dari nikel masuk, yang untuk apa tembaganya untuk komponen-komponen yang lain, kabel, dan lain-lain jadi satu terintegrasi," ujar dia.

Artinya, kata Jokowi, semua komponen EV dibuat di dalam negeri dari hulu ke hilir. Walhasil, prosesnya bisa efisien dan berdaya saing tinggi. "Masuk pasar, bersaing dengan negara manapun, siap," kata dia.

Pilihan EditorGurita Bisnis Bahlil Disorot, Jatam Sebut Dugaan Pembiayaan Kampanye Jokowi-Maruf Amin Rp 30 Miliar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus