Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi mempertanyakan komitmen Grup Ciputra untuk berinvetsai di Ibu Kota Nusantara atau IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Di acara Pre Market Sounding Proyek Ibu Kota Negara, Jokowi terang-terangan mempertanyakan komitmen itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin satu komitmen yang betul-betul rill, tadi saya belum dengar dari Ciputra Group. Ciputra Group Pak Budiarsa (Managing Director Grup Ciputra Budiarsa Sastrawinata), berapa hektare? Tadi saya lihat masih ngambang gitu,” ujar dia di atas panggung di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas Budiarsa yang duduk di kursi tamu undangan langsung berdiri dan menjawab: “Kami 300 hektare pak.” Untuk memastikan, Jokowi lanjut bertanya. “Bener Pak 300 hektare?” kata Jokowi. Lalu dijawab kembali oleh Budiarsa: “Bener Pak.”
Kepala Negara mengatakan bahwa angka 300 hektare itu mungkin baru tahap awal, dan sudah sangat luas. “Asal segera dimulai Pak Budiarsa (proses investasinya),” kata Presiden Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
Presiden Jokowi menjelaskan investasi di Ibu Kota Nusantara terbuka lebar. Dia meminta semua investor tidak perlu ragu dan bimbang, karena payung hukumnya sudah jelas yaitu UU Nomor 3 Tahun 2022 yang sudah disetujui 93 persen dari fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR RI.
"Investasi terbuka lebar, mau di mana? Di sebelah mana? Di kawasan inti ya harganya beda. Ada financial center, healthcare center, education center, silakan," ujar dia.
Jokowi mengatakan bahwa dirinya memberikan kesempatan yang pertama kepada investor. "Ini kesempatan emas yang tidak terulang lagi," kata dia. "Kurang apa lagi? Kalau masih ada yang belum yakin jadi kurang apa lagi? Tidak perlu lagi untuk dipertanyakan."
Selain itu, dia mengatakan pindah IKN bukan sekadar memindahkan gedung kementerian, Istana Presiden, atau memindahkan gedung Istana Wakil Presiden. Menurut dia, pemindahan ini bukan fisik, tapi yang ingin dibangun adalah budaya kerja baru, mindset baru, dan ekonomi baru.
"Indonesia sebagai negara besar harus berani melangkah punya agenda besar, ini demi kemajuan negara. Jika kita tidak berani transformasi dari sekarang sampai kapan pun kita akan sulit jadi negara maju dan untuk keberlanjutan IKN Nusantara,” ucap Jokowi.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.