Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kami Menjanjikan Persetujuan yang Lebih Cepat

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang bermarkas di Beijing, Cina, disebut-sebut akan menjadi lembaga pembiayaan infrastruktur alternatif. Bank yang digagas pemerintah Cina tersebut siap bersaing dengan Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB).

22 Februari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kami Menjanjikan Persetujuan yang Lebih Cepat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang bermarkas di Beijing, Cina, disebut-sebut akan menjadi lembaga pembiayaan infrastruktur alternatif. Bank yang digagas pemerintah Cina tersebut siap bersaing dengan Bank Dunia dan Asian Development Bank (ADB).

Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian, Luky Eko Wuryanto, menjabat sebagai satu dari lima wakil presiden AIIB. Kepada wartawan Tempo, Andi Ibnu, pada Selasa pekan lalu, Luky menjelaskan mengenai AIIB.

Apa AIIB itu dan apa latar belakang pendiriannya?

AIIB adalah lembaga keuangan multinasional seperti Bank Dunia dan ADB. Pasarnya adalah proyek infrastruktur di semua negara Asia, meskipun anggotanya tak hanya Asia, ada juga Prancis, Jerman, dan Inggris.

Kami melihat, Bank Dunia dan ADB niatnya dibentuk untuk membantu negara-negara berkembang membangun infrastruktur. Tapi Presiden AIIB Jin Liqun merasa janji-janji Bank Dunia dan ADB untuk membenahi kemiskinan dan infrastruktur belum sesuai dengan ekspektasi.

Karena kebutuhannya sangat besar, kedua lembaga itu tidak bisa menangani semua permintaan dana bagi pembangunan negara berkembang. Cina, yang ingin menjadi raksasa dunia, menawarkan diri membentuk lembaga keuangan khusus infrastruktur.

Apa keunggulan AIIB dibanding lembaga lain?

Jin Liqun melihat proses persetujuan pinjaman di Bank Dunia dan ADB memakan waktu lama akibat persyaratan yang ketat. Akhir-akhir ini bahkan ditambah kepentingan lain, seperti sosial dan ekologi. Sebetulnya misi itu oke semua. Tapi proses persetujuannya jadi lama, sementara negara-negara berkembang butuh uluran tangan yang lebih cepat. Cina menawarkan proses persetujuan yang takkan selama Bank Dunia dan ADB.

Seberapa cepat proses persetujuan dana di AIIB?

Di Bank Dunia, ada tujuh langkah yang harus dilewati secara bertahap. Bisa saja di AIIB nanti langkahnya tetap tujuh atau enam prosedur, tapi beberapa di antaranya bisa dilakukan secara paralel.

Berapa persen bunga dan lama tenor pinjaman?

Kalau mau kompetitif, tentu harus mirip-mirip dengan tawaran Bank Dunia dan ADB. Intinya, ini kan pinjaman multilateral. Pinjaman multilateral bunganya sedikit di atas pinjaman bilateral.

Negara mana saja yang boleh meminjam dari AIIB?

Semua negara Asia. Masalahnya, proyek apa yang akan diajukan? Yang jelas, kami melayani semua proyek infrastruktur. Tapi, sebagai lembaga baru, AIIB harus mengamankan likuiditas dan asetnya. Karena itu, AIIB akan selektif memilih proyek.

Selektifnya dalam hal apa?

Kesiapan proyeknya. AIIB akan memilih proyek yang tak memberatkan dari segi waktu pengembalian dana pinjaman. Jin Liqun pernah menemui saya, dia mengatakan, misalnya ada pengajuan pinjaman terkait dengan listrik, maka pembangkit listrik tenaga gas akan didahulukan. Sebab, gas ramah lingkungan dan berproses cepat. Atau mungkin proyek-proyek yang sudah sangat siap, seperti jalan tol atau kereta api.

Pada tahun pertama ini, berapa anggaran yang disiapkan AIIB?

Sekitar US$ 10-15 miliar AIIB akan beroperasi penuh pertengahan tahun ini. Jadi, pada semester kedua, baru ketahuan angka pastinya dan kapan mulai penyaluran dananya.

Kenapa Anda bisa terpilih sebagai Wakil Presiden AIIB?

Kamu tahu sendiri hubungan baik antara Indonesia dan Cina sekarang seperti apa, kan? Meski porsi kepemilikan saham kita hanya di urutan kedelapan dengan 3,36 persen dari total modal AIIB US$ 100 miliar. Jumlah saham Indonesia bahkan kalah dibanding negara-negara non-Asia, seperti Prancis, Rusia, dan Jerman. Saham terbesar dipegang Cina, sebanyak 30 persen.

Biodata

Nama: Luky Eko Wuryanto

Tempat/tanggal lahir: Yogyakarta/16 Juli 1960

Pendidikan:

  • 1979-1986 Sarjana Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Bandung
  • 1990-1992 Master Studi Regional Cornell University, Amerika Serikat
  • 1992-1996 Doktor Studi Pembangunan Ekonomi Regional Cornell University, Amerika Serikat

    Riwayat Pekerjaan:

  • 2016-2019: Wakil Presiden AIIB
  • 2010-2016: Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Perekonomian
  • 2007-2010: Deputi Bidang Perencanaan Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal
  • 2005-2007: Pelaksana Tugas Deputi Pembangunan Regional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 2000-2005: Direktur Industri, Perdagangan, dan Turistik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • 1998-2000: Kepala Bagian Industri dan Perdagangan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus