TEXTILE Cruise, pelayaran perdana kapal pesiar mewah 18 kamar yang berinterior ala hotel berbintang lima, Island Explorer, pekan ini akan dimulai. Sejumlah tujuh buah pulau di Nusa Tenggara Barat Bali, Ende, Flores, Lombok, Roti, Sungu, dan Sumbawa - akan disinggahi dalam pelayaran lima hari yang dipandu oleh Iwan Tirta, perancang tekstil dan pakaian termahal di Indonesia saat ini. "Kami akan mengunjungi tempat- tempat pembuatan tekstil tradisional," ujar Johny Widjaya, direktur utama PT Lumba-Lumba Permai, pemilik kapal yang tidak ada duanya di indonesia itu. Bagi presiden komisaris kelompok Tiga Raksa (Tira) itu, bisnis wisata lautnya ini juga baru pertama kali diterjuni. Setelah perkebunan karetnya di Tangerang ditutup, 1965, anak ketiga dari empat bersaudara itu selama ini dikenal sebagai penyalur berbagai bahan kimia dan farmasi, minuman keras, pasta gigi (Pepsodent), dan sabun mandi (Astral). Di samping itu, ia juga memproduksikan jin merk Tira dan sebagai pemegang saham utama PT Sari Husata, yang menghasilkan susu SGM. Dari rantai bisnisnya itu, ceritanya, perputaran uangnya tiap tahun mencapai Rp 30 milyar. Dan Johny merasa optimistis dengan bisnis kapalnya yang bernilai US$ 3 juta itu. "Hingga bulan Februari tahun depan, sebagian besar ruangan dan pelayaran sudah booked, meskipun tarif kamar bertempat tidur dobel US$ 400 per malam," ujar Johny sambil tersenyum lebar. Bahkan, menurut dia, Indonesia masih membutuhkan dua buah kapal pesiar semacam Island Explorer. Untuk kepentingan tamunya, yang sebagian besar terdiri dari kaum eksekutif, kapal yang berlapis karpet sampai ke deknya itu dilengkapi dengan sebuah mesin teleks, telepon, dan radio yang dapat Iangsung berhubungan dengan satelit di setiap kamar. Untuk bersenang-senang, disediakan dua buah perahu motor, sebuah perahu berlantai kaca, tiga buah selancar angin, serta beberapa puluh peralatan selam dan ski air, yang boleh dipakai secara gratis. Kalau celaka? Risiko ditanggung penumpang. Sesuai dengan rencana - membuka obyek wisata baru sebanyak-banyaknya - kapal yang baru tiga minggu meluncur dari galangan kapal Singapore Slipway Engineering itu tidak melalui rute wisata konvensional. "Island Explorer hanya singgah di tempat-tempat yang masih belum dijamah turis," ujar Johny, yang menyukai olah raga selam itu. Dan rute bisa diubah setiap saat, bila dalam perjalanan tiba-tiba menemukan obyek yang menarik. Menurut rencana, pulau-pulau yang akan disinggahi kapal itu, 34 di wilayah Indonesia Timur dan tujuh di Barat. Plus, gugusan pulau karang yang memagari pantai timur Australia dengan Laut Caral. Karena panjangnya perjalanan, tahun ini perjalanan hotel terapung itu dibagi dalam 21 cruise, yang masing-masing memakan waktu 5-20 hari. Tamu boleh memilih jelajah yang disukai. Untuk menjaring tamu, Johny memberi kesempatan kepada semua biro perjalanan untuk menjual ruang kapalnya, dengan potongan harga yang dijamin seragam. Dia juga menjalin hubungan dengan biro-biro perjalanan di Amerika Serikat, Prancis, Jerman Barat, Hong Kong, Singapura, dan Jepang yang ternyata malah memborong pemesanan ruangan hotel terapung yang terbuat dari alumunium itu. "Mungkin karena orang Indonesia belum biasa dan belum mampu," ujar Johny. Joop Ave, Direktur Jenderal Pariwisata, bersemangat menyambut bisnis baru ini. "Kapal turis semacam ini sudah menjadi idaman saya bertahun-tahun. Sekarang siapa lagi yang berani tanam modal seperti ini untuk membuka sungai Mahakam dan Kapuas?" ujarnya berkobar-kobar. Hayo, siapa berani ? Praginanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini