Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasca kecelakaan kereta api di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung yang melibatkan dua kereta yaitu KA Turangga dengan Kereta Lokal Bandung Raya, pada Jumat pekan lalu, ihwal jalur tunggal mencuat.
Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mendorong peninjauan ulang jalur kereta api di Stasiun Cicalengka yang masih menggunakan jalur tunggal atau single track. Namun, apa itu sebenarnya jalur tunggal?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari theinfolist.com, jalur tunggal kereta api adalah jalur yang hanya memiliki satu rel dan memungkinkan kereta api dapat berjalan dari kedua arah. Jalur tunggal ini biasanya ditemukan pada jalur kereta api yang jarang digunakan atau pada jalur yang tingkat lalu lintasnya tidak terlalu tinggi. Jalur ini memang lebih murah untuk dibangun dan dipelihara. Namun, memiliki kelemahan operasional dan keselamatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal serupa juga disampaikan oleh Djoko. Menurutnya, jalur tunggal di lintasan kereta api memang lebih rawan terjadi kecelakaan. Ia juga mengatakan saat ini hampir semua lintasan kereta api sudah jalur ganda atau double track.
Sementara itu, pengajar dari Kelompok Keahlian Rekayasa Transportasi di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, Sony Sulaksono Wibowo juga mengatakan bahwa dalam prosedur kereta api untuk jalur tunggal, kereta api harus bergantian melintasi jalur tersebut. Selain masalah pergantian kereta api, menurutnya, jalur tunggal juga perlu memperhatikan kemungkinan timbulnya masalah di lapangan terkait komunikasi. Misalnya, perbaikan-perbaikan sinyal hingga komunikasi isyarat di jalur yang masih jalur tunggal.
Kondisi rangkaian kereta saat tabrakan kereta api di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 5 Desember 2024. Tabrakan kereta antara kerata commuter line Bandung Raya dengan KA Turangga terjadi pagi hari dengan korban tewas sedikitnya tiga orang. TEMPO/Prima Mulia
Sony mengatakan, tabrakan kereta api di jalur yang sama bisa saja terjadi karena masalah sinyal, komunikasi, dan sebagainya. “Ada kemungkinan karena miskomunikasi. Apakah salah dari sinyalnya atau salah dari masinisnya, atau salah dari isyaratnya. Karena ada komunikasi lewat sinyal dan lewat isyarat,” katanya.
Oleh karena itu, menurut Sony, kebutuhan jalur ganda kereta api dinilai mendesak untuk menghindari kejadian serupa di Cicalengka. Terutama untuk jalur selatan. “Jalur selatan sempat tertunda,” katanya. Saat ini menurut Sony baru jalur utara yang sudah dipasangi jalur ganda kereta api. Sebagai angkutan jarak jauh, kereta api dinilainya masih jadi pilihan favorit terutama saat musim liburan.
Sebagai informasi, PT Kereta Api Indonesia (Persero) melaporkan semua penumpang selamat dari kecelakaan kereta api di Kecamatan Cikuya, Cicalengka, Kabupaten Bandung. Total penumpang kereta api Turangga tercatat 287 orang, sementara kereta lokal Bandung 191 penumpang. Namun, 4 petugas kereta yaitu masinis, asisten masinis, pramugara, dan petugas keamanan meninggal dalam kejadian itu.
MICHELLE GABRIELA | YOHANES MAHARSO | MOH. KHORY ALFARIZI | ANWAR SISWADI
Pilihan editor: Bey Machmudin Pastikan Pembangunan Jalur Ganda Haurpugur Cicalengka Rampung Tahun Ini