Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kondisi begitu sulit, toh ada beberapa media yang bukan hanya tetap eksis tapi bahkan berhasil meningkatkan jumlah pembacanya. Menurut survei Sofres-Frank Small & Associates (Sofres-FSA), Sinar Pagi, misalnya, mampu membukukan peningkatan jumlah pembaca hingga 197 persen. Tahun 1998 ini pembaca Sinar Pagi di 15 kota yang disurvei September lalu oleh Sofres-FSA tercatat 1,056 juta, sedangkan tahun lalu hanya 356 ribu.
Hasil survei itu agak berbeda dengan hasil riset AC Nielsen, yang sejak 1976 boleh dibilang melaju sendiri di jalur riset media Indonesia dan hasilnya menjadi semacam ''acuan wajib" kalangan biro iklan dan media massa. Mulai tahun ini, Sofres-FSA akan rutin mengadakan riset setiap enam bulan. Sementara itu, AC Nielsen setahun sekali melakukan riset di sembilan kota saja. Meski begitu, jumlah responden kedua lembaga ini sama-sama 9.000 orang, sehingga tiap-tiap riset memang mempunyai nilai plus dan minus sendiri.
Ada beberapa temuan menarik dari riset tahun 1998. Kejutan datang dari pendatang baru, tabloid politik Aksi, yang langsung menggedor pasar dan meraup lebih dari 2,1 juta pembaca. Prestasi ini mengungguli tabloid Detak, reinkarnasi tabloid Detik, yang sebelum dibredel pemerintah empat tahun lalu pernah merajai pasar. Tapi, karena riset ini dibuat September lalu, sedangkan Detak baru terbit 14 Juli 1998, situasinya saat ini mungkin saja berubah.
Kejutan lain juga datang dari segmen pembaca remaja yang seperti tak terpengaruh krisis. Bila untuk semua majalah dibuat peringkat berdasarkan jumlah pembacanya, majalah Gadis-lah yang bertengger di nomor satu, disusul Kawanku di tempat ketiga, dan majalah Aneka Ria di urutan keempat. ''Kami juga heran majalah remaja ini kok malah naik," kata Wakil Direktur Bidang Bisnis PT Gramedia Majalah (penerbit Kawanku) Adrian Herlambang kepada Raju Febrian dari TEMPO.
Namun, kejutan belum datang dari pemasukan iklan. Menurut Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Yusca Ismail, belanja iklan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu menurun 60 persen. Total hanya Rp 860 miliar, dan media cetak hanya mendapat 34 persennya.
Gabriel Sugrahetty, Setiyardi
Jumlah Pembaca 15 Besar Tabloid (Sofres-FSA) dan Pendapatan Iklannya (AC Nielsen)
Tabloid | 1997 (ribu) | 1998 (ribu) | Perubahan (%) | Belanja Iklan (ribu rupiah) (**) |
Nova Bola Aksi Bintang Gema Olahraga Adil Citra Wanita Indonesia Otomotif Mega Pos Nyata Detak Aura Cek&Ricek Kontan | 5.250 2.107 ? 1.493 801 154 1.448 708 394 ? 487 ? 329 ? 23 | 3.607 2.403 2.112 1.143 950 761 697 580 380 338 269 221 209 181 110 | -31 14 ? -23 19 394 -52 -18 -4 ? -45 ? -36 ? 378 | 11.988.297 6.394.140 1.134.321 3.961.155 ? 2.001.940 1.268.130 2.854.560 ? ? 509.500 2.089.655 ? 2.747.368 |
Keterangan: jumlah pembaca berdasarkan riset Sofres-FSA dan jumlah belanja iklan (**) dari riset AC Nielsen.
Belanja iklan dihitung berdasarkan rate card tiap-tiap media (jadi tak memperhitungkan diskon, tarif khusus, dan sebagainya).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo