Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Keluarga: Sukamdani Tak Ingin Dikuburkan di Taman Makam Pahlawan

Sukamdani Sahid menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan dan memilih di pondok pesantren milik keluarganya.

21 Desember 2017 | 20.51 WIB

FOTO ARSIP. Ketua LVRI Letjen (Purn) Achmad Tahir menganugrahkan tanda kehormatan Bintang LVRI kepada Sukamdani S. Gitosardjono, pada peringatan HUT LVRI ke 36 di Jakarta, Sabtu (2/1/1993). Pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono meninggal dunia, Rabu (21/12/2017) di RS Sahid Sahirman, Jakarta. ANTARA FOTO
Perbesar
FOTO ARSIP. Ketua LVRI Letjen (Purn) Achmad Tahir menganugrahkan tanda kehormatan Bintang LVRI kepada Sukamdani S. Gitosardjono, pada peringatan HUT LVRI ke 36 di Jakarta, Sabtu (2/1/1993). Pengusaha Sukamdani Sahid Gitosardjono meninggal dunia, Rabu (21/12/2017) di RS Sahid Sahirman, Jakarta. ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Pengusaha Senior Sukamdani Sahid Gitosardjono telah tutup usia pada Kamis, 21 Desember 2017. Namun, Sukamdani yang juga merupakan veteran pejuang kemerdekaan angkatan 1945 ini tak ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Menurut putra Sukamdani, Hariyadi Sukamdani, ayahnya lebih memilih dimakamkan di Pondok Pesantren Sahid di Bogor, Jawa Barat. "Beliau ingin bersatu dengan Pondok Pesantren Sahid. Memang mendambakan untuk beristirahat di sana. Di sana itu dibangun semacam Islamic Center, ada pesantren, institut agama dan mesjid raya," kata Hariyadi di rumah duka, Jalan Imam Bonjol Jakarta, Kamis, 21 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemakaman almarhum, menurut Hariyadi, dilaksanakan dengan upacara militer. "Iya karena pak Sukamdani angkatan 45, beliau veteran 45. Beliau juga penerima anugrah mahaputera. Beliau karirnya sebelum jadi pengusaha dulunya veteran," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Hariyadi, ayahnya meninggal karena faktor usia yang sudah menginjak 89 tahun. Hariyadi menceritakan, Sukamdani sempat batuk dan tak bisa mengeluarkan dahak. Situasi itu membuat Sukamdani tersedak dan tak bisa bernafas. Selain itu, faktor usia juga membuat sejumlah organ Sukamdani menjadi malfungsi.

Di mata Hariyadi, Sukamdani merupakan seorang ayah yang disiplin dan demokratis. Sukamdani juga menekankan perjuangan hidup dilakukan tanpa kenal putus asa. "Jadi istilahnya sampai usaha terakhir itu tidak boleh menyerah. Paling penting beliau mengingatkan hidup itu untuk menghidupi," katanya.

Pengusaha dan pemilik Sahid Group, Sukamdani Sahid Gitosardjono, meninggal dunia pada pukul 09.15, Kamis, 21 Desember 2017. Almarhum disemayamkan di rumah duka Jalan Imam Bonjol Nomor 50, Jakarta Pusat. Pemakaman dilaksanakan di Pondok Pesantren Modern Sahid, Jalan Dasuki Bakri KM 6, Kecamatan Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.

Sukamdani Sahid, pengusaha kelahiran Solo, 14 Maret 1928, ini, dikenal sebagai pengusaha senior di Tanah Air. Almarhum adalah pemilik jaringan Hotel Sahid dan Hotel Sahid Jaya International. Almarhum pernah menjabat Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia selama dua periode, yakni pada 1982-1985 dan 1985-1988.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus