Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Ali Murtopo Simbolon Kementerian Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyatakan dukungan pemerintah terhadap Adidas Indonesia melalui berbagai kebijakan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ali berujar pemerintah tengah berupaya menarik investasi asing dan memperbaiki iklim usaha di Indonesia melalui perjanjian dagang.Adidas Indonesia merupakan salah satu penyumbang terbesar ekspor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahan tersebut, tuturnya, telah merealisasikan ekspor pada tahun 2022 senilai US$ 2.54 miliar. Adapun ekspor produk Adidas Indonesia ke negara-negara Eropa mencapai US$ 826.6 juta atau 33 persen dari total ekspornya.
"Untuk itu, saya mengajak seluruh principal dan para top eksekutif rekanan Adidas Group yang hadir saat ini agar tidak ragu-ragu dan segera berinvestasi dalam mengisi kekosongan rantai pasok Adidas Indonesia," ujar Ali dalam keterangan tertulis pada Rabu malam, 22 Maret 2023.
Apabila banyak investor yang menanamkan modal di Adidas Indonesia, menurut Ali, Indonesia bakal mampu bergerak sebagai pasar utama industri TPT dan alas kaki dunia. Ia pun menilai Indonesia bisa menjadi pusat ekspor dengan basis produksi terbesar secara global.
Selanjutnya: Ali menuturkan daya saing yang tinggi....
Ali menuturkan daya saing yang tinggi menjadi kunci tercapainya kinerja ekspor yang optimal. Walaupun demikian, ia menekankan importasi bahan baku menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan. "Tantangan integrasi rantai pasok sangat penting untuk segera diselesaikan," ucapnya.
Lebih lanjut, Ali mengatakan sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki merupakan salah satu sektor yang menjadi katalis dalam mendorong kinerja ekonomi nasional. Pertumbuhan pada sektor tersebutlah yang membuat perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif sebesar 5,31 persen (yoy) pada tahun 2022.
Pada tahun 2022, menurut catatannya, kinerja neraca perdagangan TPT mengalami surplus sebesar US$ 3,71 miliar. Angka tersebut meningkat sebesar 3,34 persen dibandingkan periode sebelumnya. Sama halnya dengan alas kaki, yang mengalami surplus sebesar US$ 1.03 miliar. Nilai tersebut juga meningkat sebesar 41 persen dibandingkan periode sebelumnya. Amerika Serikat dan Eropa masih menjadi negara tujuan utama ekspor kedua industri ini.
Indonesia sendiri, menurut Ali, berpotensi menjadi pasar utama, basis produksi, dan pusat ekspor industri TPT dan alas kaki dunia dengan memiliki banyak keunggulan. Diantaranya, Indonesia menjadi negara dengan tingkat ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Sehingga. RI memiliki peluang terjadinya resesi yang sangat kecil yakni sebesar 3 persen pada tahun 2023.
Selain itu, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar dengan jumlah penduduk mencapai 273 juta. Ditambah, kata Ali, bonus demografi yang meningkat secara signifikan serta kondisi politik dan ekonomi yang relatif stabil.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini