Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kemenperin Kampanyekan Indonesia Melangkah, Genjot Kemampuan IKM Alas Kaki

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo melakukan kampanye #Indonesiamelangkah untuk menggenjot pengembangan industri alas kaki, terutama di level industri kecil dan menengah (IKM).

21 Agustus 2023 | 08.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bersama Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) Sidoarjo melakukan kampanye #Indonesiamelangkah untuk menggenjot pengembangan industri alas kaki, terutama di level industri kecil dan menengah (IKM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka atau Dirjen Ikma Kemenperin Reni Yanita mengatakan industri alas kaki memiliki hubungan erat dengan anak muda sebagai salah satu segmen pasar utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami berharap kegiatan Indonesia Footwear Creative Competition (IFCC), yang merupakan kompetisi berskala nasional yang digelar oleh BPIPI, mampu mendongkrak perkembangan industri alas kaki di Indonesia,” kata Reni melalui keterangan resminya pada Ahad, 20 Agustus 2023.

Dia menjelaskan, IFCC merupakan kompetisi fotografi, videografi dan desain, yang karyanya dapat dimanfaatkan oleh industri alas kaki. Total ada 482 karya yang masuk melalui laman ifcc.bpipi.id. Dari ratusan karya itu, terpilih 28 nominasi hingga menjadi tiga besar finalis dari masing-masing kategori.

Kepala BPIPI Syukur Idayati mengatakan hasil karya juara terpilih akan dikolaborasikan dengan industri alas kaki, seperti fasilitasi pembuatan visual foto dan video dari karya desain outsole terpilih untuk mempromosikan produk alas kaki lokal.

Kemenperin mencatat, perkembangan pelaku industri alas kaki di Indonesia, khususnya skala IKM berpotensi meningkat dari tahun ke tahun. Sebab, selama ini Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen alas kaki terbesar dunia.

Berdasarkan data World Footwear Yearbook 2023, Indonesia merupakan eksportir alas kaki terbesar ketiga di dunia setelah China dan Vietnam pada tahun lalu. Jumlah ekspor produk alas kaki Indonesia mencapai 535 juta pasang atau 3,5 persen dari total produk alas kaki yang diekspor ke seluruh dunia.

Dari laporan World Footwear Yearbook 2023, Indonesia tercatat sebagai konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia dengan total konsumsi sebesar 702 juta pasang sepatu atau 3,2 persen dari total konsumsi produk alas kaki dunia.

“Kondisi ini harus dimaksimalkan dengan baik oleh industri alas kaki dalam negeri,” ucap Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Kemenperin Ni Nyoman Ambareny.

Selanjutnya: Upaya peningkatan pemanfaatan potensi pasar....

Upaya peningkatan pemanfaatan potensi pasar dalam negeri, lanjut dia, harus dilakukan secara serius. Hal ini mengingat laporan Pusdatin Kemenperin menunjukkan nilai PMDN atau penanaman modal dalam negeri industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki pada triwulan I 2023 mencapai Rp 344,467 juta dan investasi penanaman modal asing (PMA) mencapai US$ 190 juta. 

“Hal ini meningkatkan optimisme kami terhadap pertumbuhan industri alas kaki dalam negeri,” kata Ambareny.

Tak hanya itu, ujar dia, industri alas kaki juga tercatat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Data Kemenperin menunjukkan kontribusi sektor industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki, yang melingkupi industri alas kaki terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB 2022 mencapai angka Rp 30,80 triliun. Angka itu tumbuh 9,36 persen dari tahun 2021. 

Sedangkan pada triwulan I 2023, kontribusi PDB sektor tersebut telah mencapai Rp 7,57 triliun atau telah menyumbang 1,42 persen terhadap PDB nonmigas. Kinerja ekspor sektor itu pada semester I tahun 2023 mencapai US$ 3,21 miliar. 

"Nilai ekspor komoditas sepatu olahraga menempati delapan besar komoditas dari nilai ekspor industri pengolahan nonmigas," ujar Ambareny.

Di sisi lain, kata dia, industri alas kaki Indonesia menghadapi berbagai tantangan, seperti menurunnya permintaan dari pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, serta persaingan dengan produk harga rendah.

“Oleh sebab itu, Ditjen IKMA melalui BPIPI konsisten mendorong pengembangan pelaku IKM alas kaki ini melalui program peningkatan kapasitas SDM, bimbingan teknis produksi, sertifikasi, fasilitasi dan restrukturisasi mesin, inkubator bisnis, serta fasilitasi partisipasi pameran di dalam maupun luar negeri,” tutur dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus