Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Kementerian Perindustrian Dukung Sri Mulyani Perkuat Indonesia National Single Window

Rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkuat Indonesia National Single Window bisa memperbaiki data industri dan perdagangan.

12 Desember 2024 | 16.43 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Eko Cahyanto, mendukung rencana Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk memperkuat Indonesia National Single Window. Menurut Eko, INSW berperan untuk melakukan sinkronisasi data-data yang terkait dengan perindustrian dan perdagangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya support INSW agar data-data terkait produksi, kemudian diperdagangkan, baik ekspor maupun dalam negeri ini bisa jadi satu data yang lebih lengkap lebih komprehensif," ujar Eko ketika ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis, 12 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eko menilai, sinkronisasi data tersebut sangat penting bagi para stakeholder seperti Kemenperin untuk dijadikan pertimbangan ketika ingin merumuskan suatu kebijakan. Selain itu, sinkronisasi data juga mempermudah pelacakan suatu data tertentu yang dibutuhkan oleh pemerintah. 

"Memudahkan kita menyusun kebijakan sampai dengan memudahkan traceability-nya," kata Eko. 

Sri Mulyani sendiri mengatakan, pemerintah berniat menguatkan peran INSW untuk dapat mewujudkan alur investasi yang lebih efisien ke depan. Ia mengatakan, hal ini menjadi salah satu siasat pemerintah untuk dapat menurunkan skor incremental capital output ratio (ICOR) Indonesia masih relatif tinggi. 

"Perbaikan sistemnya, integrasi dari kementerian lembaga, integrasi pelayanan," ujar Sri Mulyani. 

Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan terus mengupayakan terciptanya efisiensi dalam proses ekspor dan impor. Baik itu dari segi waktu maupun biaya, termasuk juga soal kepastian hukum bagi dunia usaha. 

Sebelumnya, Prabowo sempat menyinggung soal inefisiensi investasi di Indonesia yang masih terbilang tinggi. Dimana, skor ICOR yang menjadi parameter penentu tingkat efisiensi investasi di Indonesia masih relatif tinggi. Skor ICOR Indonesia berada di angka 6, sementara sejumlah negara tetangga memiliki ICOR 4 atau 5. 




Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus