Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian atau Kemenperin yakin kenaikan harga gula dunia tidak memengaruhi industri makanan dan minuman di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Alhamdulillah Indonesia mengalami anomali. Saat ini 2023, ini semuanya baik-baik saja, jadi tidak ada perusahaan yang mengatakan bahwa dia kekurangan bahan baku (gula)," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika, pada Kamis, 28 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut disampaikan Putu saat konferensi pers IKI yang disiarkan secara daring di akun YouTube Kementerian Perindustrian.
Ia menjelaskan pada tahun ini harga gula dunia melonjak bila dibandingkan dengan tahun 2022. Sebagai gambaran, tahun lalu, harga gula rata-rata adalah 18 sen dolar AS per pon, sementara pada tahun 2023, harga rata-rata gula mencapai 28 sen dolar AS per pon.
Namun,Putu mengklaim, Indonesia tidak terdampak kenaikan harga gula dunia karena Kemenperin telah menguatkan stok untuk gula konsumsi rumah tangga maupun gula untuk industri.
"Gula industri ada yang di-carry over dari 2022 ke 2023, sedangkan gula konsumsi kita perkuat di volume stoknya. Jadi ini berpengaruh sangat baik sampai saat ini," ujarnya.
Putu juga optimistis fenomena El Nino tidak berdampak signifikan pada harga gula di Indonesia. "Indonesia masih bisa produksi (gula tebu) yang cukup baik. Jadi masih bisa mendukung semua kebutuhan industri maupun konsumsi untuk neraca komoditasnya."
Adapun pasokan gula, menurut Putu, akan mencukupi kebutuhan selama periode Natal 2023 dan tahun baru 2024, bahkan hingga perayaan pesta demokrasi Indonesia di bulan Februari 2024.
"Saya pikir untuk yang bahan baku ini sudah terjaga dengan bagus. Bahan baku industri, terutama yang tadi di gula, itu sudah berproses dengan bagus sehingga semua kebutuhan akan bisa dikendalikan," ucap Putu.