Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas angkat bicara soal tingginya harga gula saat ini. Menurut dia, lonjakan harga salah satu komoditas pangan itu karena saat ini adalah musim giling di tingkat petani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kan panennya sekarang, enggak boleh impor kalau lagi musim giling. Nah musim giling baru masuk Mei ini," kata Zulhas ditemui di Kementerian Perdagangan pada Jumat, 3 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia membenarkan harga gula pasir masih mahal di pasaran. "Ya memang harga luarnya masih mahal. Tapi mudah-mudahan musim giling sudah masuk Mei. Kemarin Rp 20.000 per kilogram, ini turun Rp 19.000, Rp 18.000 per kilogram. Mudah-mudahan agak turun," ujarnya.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) per hari ini, Jumat, 3 Mei 2024, mencatat harga gula pasir rata-rata nasionalnya mencapai Rp 18.490 per kilogram. Padahal, pada periode serupa tahun lalu, harga gula pasir rata-rata nasional sebesar Rp 14.440 per kilogram.
Soal lonjakan harga gula ini, Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi tak berkomentar panjang. Pasalnya, kata dia, Bulog tidak menangani penyerapan gula pasir.
"Gula kan ditangani Sugar Co dan RNI (Rajawali Nusantara Indonesia). Jadi ada di mereka, yang punya gula banyak sekali," kata Bayu di Mampang, Jakarta Selatan pada Jumat, 3 Mei 2024.
Ia kembali memastikan bahwa Bulog tidak mengurusi soal gula pasir. Artinya, stok gula pasir yang dimiliki hanya untuk tujuan komersil bisnis Bulog.
"Enggak (punya stok gula pasir), ada hanya toko-toko, jual beli dan komersial," ujar Bayu.