Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Solo - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo mengatakan kepesertaan pekerja sektor informal di lembaga yang dipimpinnya saat ini terbilang masih rendah. Menurut dia, penyebab utamanya adalah ketidaktahuan kalangan pekerja di sektor informal tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Mereka pikir BPJS Ketenagakerjaan hanya untuk pekerja kantoran. Padahal itu untuk semua pekerja," kata Anggoro saat acara peresmian ruang layanan inklusif job center Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Kota Solo, Rabu, 22 Februari 2023. Acara peresmian itu turut dihadiri Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Anggoro menyebut Presiden Joko Widodo atau Jokowi mematok target sebanyak 70 juta pekerja terlindungi BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2026. Hingga saat ini secara nasional tercatat ada sekitar 36 juta peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dari jumlah itu, sekitar 8 juta di antaranya berasal dari pekerja informal.
Untuk meningkatkan jumlah peserta dari sektor informal, Anggoro mendorong para pekerja di sektor informal agar dapat segera mendaftarkan diri menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. "Kami dorong pekerja informal misalnya seperti UMKM, ojek online, petani, nelayan untuk bergabung," katanya.
Di sisi lain, ruang layanan inklusif job center yang diresmikan Rabu itu merupakan wajah baru Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan.
Inklusif job center menjadi ruang yang ramah difabel dan mengintensifkan program return to work bagi pekerja difabel. Fasilitas itu digunakan untuk membantu penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan.
Selanjutnya: Anggoro mengatakan pihaknya telah meminta...
Anggoro mengatakan pihaknya telah meminta perusahaan untuk menyediakan tempat bagi penyandang disabilitas untuk bekerja. Hal itu mengacu Undang-Undang (UU) Nomor 8 Tahun 2016, bahwa BUMN dan BUMD harus menyediakan dua persen, swasta satu persen.
"Nah kami senantiasa mengingatkan mereka bahwa mereka punya kewajiban untuk mempekerjakan para difabel, ini kami pertemukan kebutuhan dan suplai," katanya.
Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga memperbaiki pelayanan digital. "Supaya lebih nyaman, bukan hanya fisik yang kami perbaiki tetapi juga pelayanan digital kami perbaiki," katanya.
Dengan perbaikan pelayanan digital, Anggoro mengatakan sebagian besar klaim saat ini sudah datang melalui mobile sekitar 80 persen dan sisanya dilayani di kantor cabang BPJS Ketenagakerjaan.
Pilihan Editor: Ragam Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan via Online: Bisa Lewat SMS, Website, dan Aplikasi JMO
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.