Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ketahanan Pangan RI Peringkat 63 dari 113 Negara, Bapanas: Indonesia Tidak Baik-baik Saja

Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Securiy Index/GFSI) Indonesia tercatat sebesar 60,2 poin pada 2022.

5 Desember 2023 | 22.17 WIB

Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan,  kebutuhan bulanan kedelai ialah sebesar 212.548 ton per bulan, sedangkan stok kedelai yang dikuasai Bulog hanya 5,58 ton. Tempo/Tony Hartawan
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat 6 Oktober 2023. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebutuhan bulanan kedelai ialah sebesar 212.548 ton per bulan, sedangkan stok kedelai yang dikuasai Bulog hanya 5,58 ton. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Skor Indeks Ketahanan Pangan Global (Global Food Securiy Index/GFSI) Indonesia tercatat sebesar 60,2 poin pada 2022. Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto, mengatakan dengan skor tersebut, Indonesia menempati ranking 63 dari 113 negara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“GFSI kita sedang tidak baik-baik saja, skornya 60,2. Kita perlu terus tingkatkan, karena ada tren menurun di global,” ujar Budi dalam acara Press Briefing di Kantor Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Jakarta Selatan, Selasa, 5 Desember 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, peringkat bawah RI ini harus menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Ditambah lagi, pada 2023, situasi pangan global dihadapkan dengan berbagai ketidakpastian.

“Pertama, kondisi geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina, ditambah dengan Israel-Palestina,” tuturnya. Begitu pula dengan faktor lainnya seperti perubahan iklim, dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa, hingga disrupsi pasokan pangan.

Berbagai faktor ini, kata Budi, mengakibatkan gangguan pada pasokan pupuk dan bahan bakar dunia, kenaikan harga pangan, pembatasan ekspor pangan, hingga meningkatnya prevalensi rawan pangan dan gizi.

Pembangunan neraca pangan pusat-daerah

Adapun berdasarkan laporan Economist Impact, skor Indonesia pada 2022 tersebut mengalami peningkatan 1,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 59,2 poin.

Untuk terus meningkatkan ketahanan pangan, Bapanas terus melakukan pembangunan neraca pangan pusat-daerah, menguatkan tata kelola cadangan pangan nasional, juga menyalurkan bantuan pangan beras pada 2023. 

“Bantuan pangan beras diberikan 10 kg/KPM melalui Perum BULOG,” kata Budi. Hingga 18 November 2023, sudah tersalurkan bantuan beras sebanyak 207.205 ton untuk bulan September, 206.949 ton untuk bulan Oktober, dan 205.286 ton untuk bulan November di 38 provinsi.

Budi juga mengatakan ada usulan terkait perpanjangan penyaluran bantuan pangan beras tahap 2 untuk alokasi Desember 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus