Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, BANDUNG – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat pada semester pertama tahun ini anjlok dibandingkan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Benny mengatakan, hingga Semester I 2023, angka kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat hanya menembus angka 12 juta orang. Jumlahnya tidak mencapai sepertiga dari capaian kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat pada tahun 2022 yang menembus angka kunjungan 75 juta orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia beralasan tingginya angka kunjungan wisata tahun lalu dipengaruhi oleh aktivitas penerbangan yang belum sepenuhnya pulih.
“Karena tahun lalu itu penerbangan belum banyak karena masih terbatas dan mahal, sekarang sudah mulai normal, jadi wisatawan yang tadinya tidak bisa berangkat dengan pesawat, memakai kendaraan darat ini rata-rata datangnya ke Jawa Barat. Makanya tidak heran dari target 36 juta tercapai hampir 75 juta kunjungan wisatawan,” kata Benny di Gedung Sate, Bandung, Kamis, 31 Agustus 2023.
Benny mengatakan, tahun ini aktivitas penerbangan di Indonesia sudah mulai kembali normal sehingga mempengaruhi angka kunjungan wisatawan ke Jawa Barat. Pada tahun ini Jawa Barat merevisi target kunjungan wisatawan nusantara ke Jawa Barat. “Kami hari ini menargetkan sekitar 46-50 juta kunjungan wisata untuk 2023,” kata dia.
Dia menuturkan untuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun lalu tidak menembus target. Sedangkan target kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini masih dipatok di angka 3 ribuan kunjungan wisata. “Target wisman masih 3 ribuan, tapi tidak tercapai, (target) 3.500 hanya tercapai 3.100, kita masih di 3.500-4 ribuan kurang lebih,” kata dia.
Jawa Barat belum bisa menyediakan wisata standar layanan wisman
Menurut dia, Jawa Barat belum bisa menyediakan destinasi wisata yang memenuhi standar layanan wisatawan mancanegara seperti Bali, NTB, dan NTT. Salah satu contohnya soal standar keamanan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar untuk destinasi wisata alam.
“Misalkan kalau mereka arung jeram, itu standarisasi keamanan seperti bagaimana ini mesti tersertifikasi, ini yang belum tersertifikasi padahal banyak di Jawa Barat. Makanya kami hari ini mesti bertahap mengedukasi,” kata Benny.
Upaya mendongkrak kunjungan wisata khususnya wisatawan nusantara, kata dia, tengah dilakukan. Salah satunya mempromosikan destinasi wisata baru di Cirebon Raya, Bekasi, Karawang, dan Jawa Barat Selatan dengan hadirnya jalan tol Bocimi.
Ia mencontohkan destinasi wisata baru yang tengah dikembangkan adalah Pantai Cemara di Cianjur, Pantai Pink di Kabupaten Sukabumi, serta Candi Jiwa di Karawang. Pemerintah daerah setempat tengah didorong untuk berperan aktif mendorong pengembangan destinasi wisata baru tersebut.
“Pantai Pink di Sukabumi cuma memang aksesnya masih belum bagus, tapi itu keren sekali. Makanya kita sedang berkolaborasi dengan dinas yang lain di Bina Marga terutama bagaimana membangun akses ke sana, dan itu tidak begitu repot sebetulnya, kita bisa kemas wisata ke Pantai Pink itu menjadi wisata adventure dengan jalan jelek jadi hal yang menarik tinggal bagaimana mengemasnya,” kata Benny.
Akomodasi yang selanjutnya menjadi persoalan juga bisa dicarikan jalan keluarnya. Misalnya dipenuhi dengan mendorong warga setempat mengembangkan rumah tinggalnya menjadi homestay.
“Kami hari ini berupaya mengedukasi masyarakat supaya rumahnya bisa dijadikan homestay. Kalau itu bisa dijadikan homestay minimal standar toiletnya minimum – toilet duduk, pakai shower, dan bersih. Karena untuk tidur dan lain sebagainya bisa mengikuti kebiasaan masyarakat setempat, gak ada masalah,” kata Benny.
AHMAD FIKRI