Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tumbuh Berlipat Perbankan Syariah Nasional

Pertumbuhan aset perbankan syariah mengalahkan perbankan konvensional. Menghadapi stigma proses yang rumit dan mahal.

22 Desember 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Stan sejumlah bank syariah dalam pameran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-10 tahun 2023, di Jakarta, 26 Oktober 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pangsa pasar bank syariah masih rendah, yaitu sebesar 7,3 persen.

  • Bank Syariah Indonesia mendominasi pangsa pasar perbankan syariah nasional.

  • Aset perbankan syariah nasional tumbuh 18,35 persen.

JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan kinerja perbankan syariah menunjukkan tren positif. Per September 2023, OJK mencatat total aset perbankan syariah mencapai Rp 831,95 triliun, tumbuh 10,94 persen dari periode yang sama tahun lalu dengan pangsa pasar 7,27 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah semakin kuat," ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun mencapai Rp 637,63 triliun; tumbuh 9,26 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan pembiayaan tumbuh 14,66 persen menjadi Rp 564,37 triliun. Meski demikian, menurut Dian, ukuran industri perbankan syariah terhitung masih dalam skala yang relatif kecil, terlebih jika berkompetisi dengan industri perbankan konvensional.

Sebagai contoh, dari 13 bank umum syariah dan 20 unit usaha syariah yang beroperasi di Indonesia, 11 bank umum dan 17 unit usaha hanya memiliki aset di bawah Rp 40 triliun. Saat ini hanya ada satu bank umum syariah yang memiliki aset di atas Rp 100 triliun, yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

"Struktur pasar ini tidak ideal karena didominasi oleh satu bank umum syariah yang besar," ucapnya.

OJK pun senantiasa mendukung penguatan industri perbankan syariah, salah satunya melalui penerbitan Peraturan OJK Nomor 12 Tahun 2023 tentang Unit Usaha Syariah. OJK juga sedang menyiapkan peraturan tentang tata kelola syariah dan manajemen risiko bank umum serta unit usaha syariah. 

Stigma Ribet dan Mahal 

Komisaris Utama Bank BSI Muliaman D. Hadad menuturkan kinerja perbankan syariah justru moncer di tengah tren pelemahan ekonomi global dan tahun politik. "Kinerja bank syariah lebih bagus dari kinerja perbankan konvensional secara nasional," ujarnya. Namun persoalan yang mendera industri perbankan syariah saat ini adalah masih rendahnya pangsa pasar dibanding perbankan konvensional.

"Tantangannya adalah mendorong literasi dan inklusi keuangan. Stigma bank syariah yang ribet dan mahal harus dihilangkan," ucapnya. Muliaman menambahkan, layanan yang mudah serta biaya yang kompetitif bakal meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mendorong peralihan ke perbankan syariah.

Dia kemudian membuat komparasi antara kinerja perbankan syariah dan konvensional. Dari sisi aset, bank syariah mampu tumbuh 18,35 persen, sementara bank umum konvensional hanya 7,3 persen. Sedangkan dari sisi laba, bank umum konvensional masih unggul dengan tumbuh 21 persen, sedangkan bank syariah tumbuh 18,15 persen.

Nasabah keluar dari Bank Muamalat di Jakarta, 21 Desember 2023. TEMPO/Tony Hartawan

PT Bank Muamalat menjadi bank syariah dengan pertumbuhan laba bersih tertinggi, yaitu hingga 65,59 persen menjadi Rp 52,36 miliar per September 2023. Direktur Utama Bank Muamalat Indra Falatehan mengatakan capaian itu didorong pertumbuhan pendapatan berbasis komisi yang meningkat 20,74 persen.

Di sisi pembiayaan, Muamalat mencatatkan pertumbuhan penyaluran hingga 22,4 persen dan penghimpunan DPK sebesar 6,9 persen. Secara keseluruhan, total aset tumbuh 10,7 persen menjadi Rp 66,2 triliun. "Ini merupakan bagian dari rencana Bank Muamalat menuju pertumbuhan bisnis yang sehat dan profit berkesinambungan," ucapnya.

Adapun BSI mencatatkan pertumbuhan laba bersih 31,04 persen pada sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp 4,2 triliun. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkapkan bahwa kinerja positif itu ditopang oleh kenaikan pendapatan sebesar 8,4 persen menjadi Rp 15,17 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan BSI juga meningkat 15,9 persen menjadi Rp 231,6 triliun, diikuti pertumbuhan aset 4,6 persen menjadi Rp 319,8 triliun, dan penghimpunan DPK tumbuh 6,9 persen menjadi Rp 272,11 triliun. "Permintaan pembiayaan dari masyarakat masih cukup baik, dari segmen consumer sampai korporasi."

Suasana pelayanan perbakan Bank Syariah Indonesia di Jakarta, 22 Mei 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, mengatakan, meski pangsa pasar bank syariah masih relatif kecil, potensi pertumbuhannya sangat besar. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir sudah tampak peningkatan kesadaran dan minat masyarakat terhadap produk keuangan syariah.

"Beberapa bank syariah berhasil memperluas jangkauan dan menarik nasabah dengan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip syariah," katanya.

Menurut Arianto, ekosistem perekonomian syariah di Indonesia masih punya prospek yang positif untuk dikembangkan. Salah satu upaya yang dibutuhkan adalah dorongan kebijakan atau regulasi pemerintah, termasuk insentif pajak dan perluasan produk keuangan syariah.

Adapun perkembangan teknologi dan inovasi dalam sektor keuangan syariah diyakini dapat memperluas akses masyarakat dan meningkatkan efisiensi operasional. "Dengan peningkatan kerja sama antar-pemangku kepentingan dan industri secara berkelanjutan, prospek perekonomian syariah Indonesia tetap positif dalam jangka panjang."

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus