JIKA berpegang pada keputusan semula di Qatar, OPEC semestinya
menaikkan lagi harga minyak dengan 5% 1 Juli nanti. Kelihatan
tanda bahwa ini tidak akan terjadi, sementara kelompok mayoritas
(11 negara termasuk Indonesia) dan minoritas (Arab Saudi dan
Emirat Arab) sedang mengusahakan kompromi harga untuk sepanjang
tahun 1977. Sejak 1 Januari, ketika mayoritas menaikkan 10% dan
minoritas hanya bersedia 5%, keadaan dua harga penjualan ini
sungguh mereka rasakan kacau.
Qatar sudah memprakarsai kompromi dengan mengirim Menteri
Perminyakannya menemui pihak minoritas. Sekurang-kurangnya ada
dua usul kompromi, menurut Middle East Economic Suney suatu
penerbitan yang diduga mempunyai saluran informasi langsung
dengan Sheikh Ahmad Zaki Yamani, Menteri Perminyakan Arab Saudi.
Pertama, supaya minoritas menaikkan 5% lagi hingga seluruhnya
10 untuk sepanjang tahun, sedang mayoritas membatalkan rencana
kenaikln kedua (1 Juli) hingga bertahan pada tingkat harga yang
ada sekarang saja. Kedua, supaya mayoritas menurunkan 5% dari
tingkat harga sekarang, tapi dibolehkan naik 5% lagi tanggal 1
Juli hingga keseluruhannya naik 10% untuk sepanjang tahun
1977.
Jelas ada usaha supaya dipegang tinkat kenaikan 10% saja untuk
semua anggota OPEC, supaya tidak berpecah lagi. Tapi Arab Saudi
tegas menolak usul pertama (naik 10% Indonesia menolak untuk
menurunkan tingkat harga sekarang, tapi cenderung bersedia
untuk tidak menaikkannya lagi bulan Juli nanti.
Usaha kompromi belum terhenti. Sesudah misi Qatar gagal,
Indonesia mengatakan bersedia ("jika diminta". kata Menteri
Pertambangan Sadli) sebagai perantara baru. Sementara itu,
timbul pula pemikiran supaya OPIC mengadakan sidang istimewa
dalam dua hulan ini untuk mengakhiri perpecahan harga sekarang.
Tingkat kenaikan sekarang, baik oleh mayoritas maupun minoritas
adalah rata-rata 80%, menurut banyak peninjau minyak. Middlle
East Economic Survey memberitakan bahwa dasar kompromi yang
pantas bagi minoritas ialah kenaikan harga rata-rata 7,5% untuk
sepanjang tahun ini.
Sudah bisa diduga bahwa lndonesia tidak akan keberatan dengan
rata-rata 7,5%itu. Sebab Indonesia pun telah tidak sepenuhnya
menaikkan 10%. Minyak Minas, yang kini berharga 13.55
dollar/barrel, hanya naik dengan 5,8%. Dari 7 macam minyak
Indonesia yang disesuaikan kembali harganya, Minas itulah yang
dominan dalam produksi (55%) dan ekspor sekitar (80%)
Indonesia. Kenapa kecil naiknya? Menteri Sadli pernah
menjelaskan, Minas sudah over-priced sudah kelewat tinggi
harganya. Ada kekuatiran bahwa pembeli di Jepang akan melupakan
Minas jika dipasang harga seenak perut kita. Tambahan pula RRC
menjual minyak mentahnya, yang juga herkadar belerang rendah
mengimbangi Minas, dengan banting harga 12.10 dollar/barrel. RRC
biasanya suka mengikuti kenaikan harga OPEC, tapi senantiasa
menawarkan pada Jepang dengan tingkat harga di bawah Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini