Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Konsumsi Jahe Meroket Akibat Virus Corona, Ini Langkah Kementan

Meningkatnya konsumsi jahe di masyarakat mulai terlihat sejak kasus pertama virus Corona muncul di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020.

21 Maret 2020 | 15.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian sedang menambah produksi jahe dan tanaman rempah lainnya. Sebab, konsumsi produk ini di masyarakat meningkat tajam, seiring dengan penyebaran virus Corona atau Covid-19 yang semakin meluas.

"Konsumsi rempah tahun ini cenderung meningkat, karena banyak masyarakat yang mulai sadar akan pentingnya kebugaran tubuh melalui konsumsi produk pertanian," kata Kepala Sub Direkorat Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Wiwi Sutiwi dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu, 21 Maret 2020.

Meningkatnya konsumsi jahe di masyarakat mulai terlihat sejak kasus pertama virus Corona muncul di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2020. Akibatnya, harga jahe di pasaran pun meningkat naik akibat tingginya permintaan, salah satunya di Jakarta.

Harga jahe biasa dan jahe merah masing-masing terpantau meroket hingga mencapai Rp 80 ribu dan Rp 90 ribu dari kondisi normal yang hanya Rp 30 ribu dan Rp 35 ribu per kilogram.

Kenaikan harga jahe di antaranya terlihat di Pasar Tebet Barat dan Pasar Kebayoran Lama di Jakarta Selatan. Di kedua pasar ini, jahe jenis biasa dijual Rp 60.000 per kilogram, sedangkan jahe merah dibanderol Rp 90.000 per kilogram.

Salah satu pedagang di Pasar Tebet Barat bernama Aceng menyatakan kenaikan harga jahe salah satunya karena banyak dicari pembeli. "Sekarang jahe lagi mahal harganya Rp 60.000 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 20.000," ucapnya.

Untuk menghadapi situasi ini, Wiwi menyebut Kementan pun sedang mengembangkan kawasan tanaman rempah dan obat di sejumlah wilayah. Di antaranya seperti Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

Komoditas yang dikembangkan, mulai dari jahe merah, jahe gajah, jahe emprit, dan produk rempah lainnya. "Produksi rempah harus meningkat dari angka tahun 2019 yang hanya 173.888 ton," kata Wiwi.

Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Kementan, Evi Savitri Iriani menyampaikan bahwa tanaman jahe, termasuk kunyit dan temulawak adalah tanaman rempah yang mengandung partikel kekebalan tubuh.

"Herbal khususnya kunyit dan temulawak mengandung kurkumin. Sementara jahe mengandung gingerol yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh bila diminum secara rutin," ujar Evi, Kamis, 19 Maret 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus