Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon angkat bicara tentang KM Sinar Bangun. Dia mengatakan, bila pemerintah tidak sanggup mengangkat bangkai KM Sinar Bangun, lebih baik meminta bantuan negara lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini kan masalah 164 jenazah, mungkin keluarga mereka ingin dikuburkan dengan layak dan baik. Jadi menurut saya harus ada usaha maksimal," ujarnya di Kompleks Parlemen, Selasa, 3 Juli 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Fadli, pemerintah belum maksimal melakukan penyelamatan. Dia mengatakan, jika titik tenggelam sudah ditemukan, evakuasi harus dilakukan. "Masak, belum apa-apa sudah give up?" tuturnya.
Baca juga: Pencarian KM Sinar Bangun, Basarnas Pakai Jaring Pukat
Fadli menuturkan masih banyak cara yang dapat diupayakan pemerintah untuk mengangkat korban-korban yang tenggelam di sana. Tragedi KM Sinar Bangun, kata dia, sudah menjadi sorotan dunia, juga korban yang tenggelam di sana mencapai ratusan.
"Jangan dianggap nyawa manusia ini murah gitu. 164 itu angka yang sangat besar. Ini peristiwa besar dan menjadi perhatian dunia juga," katanya.
Selasa siang, 3 Juli 2018, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan evakuasi KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba resmi dihentikan. Bangkai kapal beserta korban di dalamnya tidak akan diangkat ke permukaan.
"Walaupun bangkai kapal diketahui di kedalaman 450 meter, penyelam kami belum mampu dan peralatan terbatas," ucap Budi di kantornya, Selasa.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Stiyadi menuturkan alasan kapal tersebut tidak diangkat. Menurutnya, proses pengangkatan akan lebih berisiko bagi para petugas penyelamat.
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Simalungun, sekitar pukul 17.30, Senin, 18 Juni 2018.