Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Pendidikan Anak Korban KM Sinar Bangun Dibantu Hingga Kuliah

Meski telah menemukan posisi KM sinar Bangun, Basarnas serta keluarga memutuskan untuk tidak menarik bangkai kapal.

3 Juli 2018 | 19.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Keluarga korban tenggelamnya KM Sinar Bangun menggelar ibadah di Dermaga Tigaras, Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa, 3 Juli 2018. Keluarga korban menggelar doa bersama dan tabur bunga sebagai tanda mengikhlaskan kepergian para korban. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Medan - Pemerintah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, telah menyiapkan bantuan pendidikan bagi anak-anak korban KM Sinar Bangun yang karam di perairan Danau Toba. Bantuan pendidikan akan diberikan hingga tingkat perguruan tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sudah disepakati kalau bantuan pendidikan akan sampai perguruan tinggi”, ujar Bupati Simalungun, Jopinus Ramli Saragih atau JR Saragih, disela-sela peletakan batu pertama monumen kapal di Pelabuhan Tigaras pada Selasa, 3 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JR Saragih mengatakan komitmen tersebut sesuai dengan kesepakatan antar pihak, termasuk keluarga korban. Namun dirinya tidak menjelaskan secara rinci jenis bantuan yang akan diberikan nantinya.

Mantan Ketua Partai Demokrat Sumatera Utara tersebut berjanji bantuan akan diberikan hingga masa jabatannya sebagai bupati berakhir. Dirinya juga berharap bupati selanjutnya ikut melanjutkan bantuan kepada anak-anak tersebut.

Selain itu, JR Saragih juga ikut mencoba memotivasi anak-anak yang kehilangan orang tua dalam tragedi yang terjadi pada Senin, 18 Juni 2018. Anak-anak korban KM Sinar Bangun diharapkan dapat tetap bersemangat hingga berhasil meraih kesuksesan.

JR Saragih mencontohkan dirinya sejak kecil telah menjadi anak yatim. Meski begitu, dirinya tetap semangat hingga akhirnya dipercaya menjadi Bupati Simalungun selama dua periode. “Saya lahir juga orang tua saya sudah meninggal, tapi saya bisa seperti ini”, sambung JR Saragih.

Hari ini merupakan hari terakhir proses evakuasi karamnya KM Sinar Bangun. Meski telah menemukan posisi kapal, namun Basarnas serta keluarga memutuskan untuk tidak menarik bangkai kapal. Musababnya, medan yang harus dihadapi sangat berbahaya untuk melakukan proses evakuasi lanjutan.

Para keluarga korban juga sepakat untuk mengikhlaskan korban yang masih belum ditemukan. Tim dan keluarga melakukan doa bersama, prosesi tabur bunga dan peletakan batu pertama pembangunan monumen KM Sinar Bangun. Tujuannya untuk mengenang para korban yang berjumlah 164 orang yang dinyatakan masih hilang hingga saat ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus