Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kuota Impor Daging Sapi Bakal Dialihkan ke BUMN, Harga Terancam Makin Mahal

Jika importir membeli daging dari BUMN, konsekuensinya harga daging kerbau di level konsumen dikhawatirkan akan semakin mahal.

3 Februari 2025 | 16.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
18.000 ton daging kerbau beku impor asal India toba di New Priok Container Terminal One (NPCTI), Jakarta Utara pada Rabu, 12 April 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah hingga kini masih belum menerbitkan izin impor daging sapi sebanyak 180 ribu ton kepada pengusaha. Usut punya usut, ternyata sebagian dari kuota impor itu akan dialihkan kepada BUMN untuk mengimpor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agar tetap bisa menyuplai daging, tiga pengusaha importir sapi mengaku komplen ihwal rencana ini kepada perwakilan pemerintah. Tapi mereka justru diminta untuk membeli daging kerbau dari BUMN. Dengan begitu, pengusaha menjadi distributor tingkat 1 atau tingkat 2 dalam rantai pasok daging impor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika importir membeli daging dari BUMN, konsekuensinya harga daging kerbau di level konsumen akan semakin mahal. Ketua Umum Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) Lasiman bercerita, selama ini ia tak bisa langsung membeli daging impor dari BUMN. Perusahaan pelat merah hanya memasarkan daging melalui distributor swasta, yang juga mengambil keuntungan. “Makin panjang rantai pasok, harganya makin mahal,” ujar Lasiman kepada Tempo, Senin, 3 Februari 2025.

Pemerintah kini menugaskan PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebagai importir daging, tak lagi Perum Bulog. Keputusan ini diambil dam rapat koordinasi terbatas yang dipimpin Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto di Hotel Kempinski, Jakarta, pada 28 Maret 2024.

Tapi harga bahan pangan itu menjadi lebih mahal karena Berdikari dan PPI memasarkan daging kerbau melalui distributor, yaitu PT Suri Nusantara Jaya atau Grup Suri.

Data Panjiva Inc., platform milik S&P Global yang mencatat data perdagangan internasional, menunjukkan harga rata-rata daging kerbau India yang diimpor Berdikari sepanjang tahun lalu US$ 3.466 per ton atau sekitar Rp 55 ribu per kilogram.

Angka ini kontras dengan harga jual daging kerbau di tingkat distributor yang bertengger di kisaran Rp 84-90 ribu. Suri Nusantara Jaya, misalnya, menjual daging kerbau trimming 90CL FQ 18 Rp 1,7 juta per 20 kilogram (Rp 87.360 per kilogram).

Komisaris Utama Suri Nusantara Jaya Diana Dewi mengatakan perusahaannya membeli daging langsung dari Berdikari. Namun dia membalah jika disebut sebagai distributor tunggal. “Saya (hanya) beli, coba tanya kepada penjualnya,” ucapnya pada Rabu, 20 November 2024.

A.S. Hasbi Al Islahi, Group Head Corporate Secretary PT Berdikari, mengatakan Berdikari bekerja sama dengan Suri Nusantara Jaya sebagai distributor daging kerbau India. Tapi ia membantah distribusi daging kerbau India hanya dikuasai oleh satu distributor. “Berdikari inklusif dalam memberikan kesempatan kepada semua pihak calon buyer atau distributor, baik calon pembeli maupun pemasok,” ujarnya, Sabtu, 23 November 2025.

Ihwal selisih harga jual daging di konsumen akhir dengan harga perolehan impor yang selisihnya nyaris dua kali lipat, menurut Hasbi, dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Mulai dari bea masuk, pajak pertambahan nilai, biaya distribusi, serta biaya penyimpanan dalam fasilitas pendingin.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Pangan Kasan mengonfirmasi tahun ini sejumlah alokasi impor daging sapi reguler akan dialihkan ke BUMN. Ia beralasan, kebijakan mempertimbangkan wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) yang berpotensi naik dipicu musim hujan. “Dengan penugasan kepada BUMN, harga dan ketersediaan daging akan lebih mudah diawasi oleh pemerintah,” ujarnya kepada Tempo, Ahad, 2 Januari 2025.

Kasan menjelaskan, kuota impor daging sapi reguler itu akan dialihkan pemerintah menjadi kuota impor daging kerbau bagi BUMN. Tujuannya, untuk menjaga ketersediaan daging agar harga pada hari besar keagamaan nasional tetap terjaga.

Tapi Kasan belum dapat memastikan jumlah kuota impor daging sapi milik swasta yang akan dialihkan ke BUMN. Jumlah alokasi penugasan impor untuk daging sapi dan kerbau oleh BUMN, Kasan berujar, akan mempertimbangkan realisasi impor BUMN pada 2024 dan produksi daging dalam negeri dan kebutuhan nasional. “Akan diputuskan pada rapat koordinasi yang akan dilakukan dalam waktu dekat,” tuturnya.

Khairul Anam berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus