Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETELAH empat bulan tarik-ulur pencarian bos baru PT Pertamina (Persero), kepastian perihal siapa yang akan menduduki kursi nomor satu perusahaan minyak dan gas itu diputuskan dalam satu malam. "Keputusan presiden baru turun Selasa kemarin," kata Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian Badan Usaha Milik Negara Fajar Harry Sampurno, Rabu siang pekan lalu, setelah melantik direksi baru Pertamina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak lama setelah keputusan Presiden Joko Widodo itu diketuk, direksi dan komisaris Pertamina mendapat pesan agar menghadiri penyerahan surat pengangkatan direksi di lantai 6 gedung Kementerian BUMN esok paginya. Pesan ini beredar di sejumlah grup percakapan WhatsApp pada Selasa malam pekan lalu. "Saya juga dapat pertanyaan soal pesan itu Selasa malam," ucap Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito, Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baru pada Rabu pagi, kata Adiatma, bosnya, Corporate Secretary Pertamina Syahrial Mukhtar, mengabari akan ada serah-terima jabatan direktur Pertamina pada hari itu juga. Di gedung Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno mewakili Menteri BUMN Rini Soemarno menyerahkan surat pengangkatan direktur baru.
Nicke Widyawati, pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina sejak April lalu, diangkat menjadi direktur utama definitif. Direktur Sumber Daya Manusia PT Jasa Marga (Persero) Koeswiranto Kushartanto dijadikan Direktur Sumber Daya Manusia Pertamina. Adapun posisi direktur hulu yang sebelumnya diisi Syamsu Alam kini diduduki Dharmawan Samsu, yang sebelumnya menjabat Head of Country British Petroleum Indonesia. "Keputusan ini berdasarkan persetujuan Presiden Joko Widodo," ujar Fajar.
Nicke jadi bos Pertamina ketiga pada era Rini Soemarno. Pendahulunya, Dwi Soetjipto, bertahan selama 25 bulan. Elia Massa Manik, pengganti Dwi, menjabat lebih singkat, hanya 13 bulan.
Tanda-tanda terpilihnya Nicke sebagai nakhoda baru Pertamina sempat menguat pada Jumat dua pekan lalu. Saat berkunjung ke Papua, Rini Soemarno mengatakan Nicke, yang ikut dalam rombongan, akan menjadi Direktur Utama Pertamina yang baru. Rini mengakui Nicke adalah salah satu nama yang ia harapkan menjadi direktur utama. "Tapi waktu itu Ibu bilangnya masih insya Allah," kata Fajar.
Kementerian BUMN mengajukan nama-nama calon bos Pertamina kepada Presiden sebagai tim penilai akhir pada Juli lalu. Saat itu, Fajar mengatakan, Rini mengajukan tiga nama. Seorang pejabat yang mengetahui pengajuan tersebut mengungkapkan, dua nama berasal dari lingkup internal Pertamina dan satu dari Kementerian BUMN.
Dua calon dari Pertamina itu adalah Nicke Widyawati dan Syamsu Alam. Adapun satu calon dari Kementerian BUMN adalah Ahmad Bambang, Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan. Sejak akhir Mei lalu, Bambang juga menjabat komisaris Pertamina. Ketika tiga nama itu masuk, kata pejabat lain, satu nama lain menyusul. "Satu calon lagi dari Chevron," ujar pejabat tersebut. Fajar mengakui ada kandidat direktur utama yang berasal dari kalangan internal dan luar Pertamina.
Sebelum mengajukan nama calon, Fajar mengatakan, Kementerian BUMN melakukan serangkaian assessment. Kementerian menggandeng beberapa lembaga untuk menjalankan penilaian. "Ada dari Universitas Indonesia, PPM Manajemen, DDI, dan ACI Telkom," Fajar menerangkan. Kementerian menggandeng empat lembaga tersebut sejak 2016 untuk menguji kelayakan dan kepatutan bakal calon direktur BUMN. Total ada enam lembaga yang kini bertugas menguji kelayakan dan kepatutan calon direktur lewat serangkaian assessment atau talent pool.
Seorang pejabat mengatakan Nicke Widyawati adalah salah satu direktur BUMN yang menduduki peringkat atas dalam talent pool. "Kalau enggak paling tinggi, tidak mungkin kami calonkan," ucap Fajar.
Dua hari setelah resmi menjabat direktur utama, Nicke mengumpulkan karyawan Pertamina dan anak usahanya dalam sebuah town hall meeting di kantor pusat perusahaan minyak nasional itu. Itu adalah panggung pertama Nicke sebagai nakhoda Pertamina.
Khairul Anam
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo