Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Laris Manis Spesialis Topi Sangalaki Headwear Diserbu Pembeli di INDOFEST 2024

Jejen Ben Slamet tampak kegirangan ketika toko spesialis topinya, Sangalaki Headwear, ramai pembeli di acara Indonesia Outdoor Festival (INDOFEST) 2024. Sejak hari pertama, Jumat kemarin, hingga Sabtu hari ini, tokonya tak pernah sepi pembeli.

6 Juli 2024 | 21.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Jejen Ben Slamet tampak kegirangan ketika toko spesialis topinya, Sangalaki Headwear, ramai pembeli di acara Indonesia Outdoor Festival (Indofest) 2024. Sejak hari pertama, Jumat kemarin, hingga Sabtu hari ini, tokonya tak pernah sepi pembeli. “Alhamdulilah. Memuaskan,” kata Jejen saat ditemui di sela-sela berjualan di Jakarta Convention Center (JCC) Hall B pada Sabtu, 6 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria asal Cengkareng, Jakarta Barat, itu mengaku pada hari pertama tokonya bisa menjual hingga 300 picis topi. Jejen memasang bandrol tiap topi seharga Rp 100-140 ribu. Namun, pada Sabtu hingga Ahad besok, dia mematok harga Rp 100 ribu untuk seluruh topi yang ia jual. Ditanya apakah masih untung dari harga itu, Jejen hanya tersenyum. “Ada-lah, bisa buat ngopi di Dubai,” kata dia. Dia berharap di sisa acara INDOFEST 2024 penjualannya bisa maksimal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Toko milik Jejen bisa dibilang unik. Sangalaki Headwear merupakah salah satu dari 185 jenama yang hanya menjual aneka topi. Meski begitu, letak toko Jejen yang dekat dengan pintu keluar venue tak pernah sepi pembeli.

Awalnya, pembeli hanya sekadar menengok produk Jejen. Lantas mengambil dan sesekali memasangkan topi di kepala mereka. Melihat tingkah pembelinya itu, Jejen sigap memberi kaca. Menyodorkan ke pembeli sembari memuji produknya itu. 

Jejen enggan menyebut omzet yang diperoleh selama berjualan. Namun, kalau dihitung dengan rata-rata harga Rp 100 ribu dengan 300 picis topi terjual, artinya Jejen bisa mengantongi Rp 3 juta tiap hari. Jejen bercerita dirinya juga masih tak menyangka toko dengan jenama Sangalaki Headwear ini bakal berkembang sebesar ini. Dia menyebut awalnya hanya sekadar pecinta topi. “Ekspektasinya tidak seperti ini,” kata dia.

Pada Maret 2020, Jejen merasa tak cukup hanya sekadar begitu-itu aja. Ia mulai merintis jualan topi hanya untuk kolega dan teman dekat saja. “Awalnya pembelinya hanya teman, hingga seperti sekarang,” kata dia.

Jejen mulai menjual produknya itu ke juga bermodal sosial media. Alasannya, ketika awal berdiri situasinya sedang pandemik Covid-19. Ia akhirnya membangun Sangalaki Headwear bersama empat koleganya. Dari bahan baku, penjahit, hingga desain topi, semua dirancang sendiri. 

Hingga saat ini dia belum memiliki toko resmi yang bisa memamerkan produknya itu. Jejen bilang dirinya juga menyuplai ke beberapa toko perlengkapan alat luar ruang di Jabodetabek  Namun, Sangalaki Headwear sudah punya gudang di Bekasi, Jawa Barat. “Jualan di online saja,” kata dia. Di pasar daring, toko Jejen bisa ditemui dengan nama Sangalaki Headwear Company.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus