Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah memprediksi adanya peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis gasolin selama masa mudik dan balik Lebaran 2025. Peningkatan tersebut sebesar 22 persen dari konsumsi normal dengan rata-rata penggunaan sebanyak 4 ribu kiloliter (Kl) per hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun untuk konsumsi BBM jenis gasoil diprediksi turun sebesar 13 persen dari normal dengan rata-rata penggunaan sebanyak 872 Kl per hari. Hal itu menyusul adanya pembatasan operasional kendaraan logistik dan masa libur industri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah Taufiq Kurniawan menyampaikan informasi itu di sela-sela pengecekan SPBU modular di tol fungsional Klaten, Jawa Tengah, Jumat, 21 Maret 2025.
"Perkiraan peningkatan konsumsi BBM jenis gasolin ini mengacu pada serangkaian kalkulasi dan proyeksi yang sumber datanya dari Kemenhub (Kementerian Perhubungan) serta pengaturan arus lalu lintas dari kepolisian," ujar Taufiq kepada wartawan.
Jika dibandingkan dengan konsumsi harian normal, ia menyebut stok gasolin akan bisa bertahan enam kali lipat konsumsi normal. Sedangkan untuk gasoil dapat bertahan delapan kali lipat konsumsi normal.
"Kami ada terminal BBM (terminal bahan bakar minyak atau TBBM) Boyolali yang mengkaver Solo Raya sampai dengan sebagian Jawa Timur. Untuk stok gasoline 24.000 kiloliter, sedangkan gasoil 7.600 kiloliter," katanya.
Khusus untuk Avtur, pihaknya memperkirakan ada kenaikan konsumsi hingga sebesar 57 persen dari konsumsi normal yang rata-rata sebanyak 31,7 Kl per hari.
Adapun untuk perkiraan puncak kenaikan konsumsi BBM selama arus mudik Lebaran, Taufiq menyebut pihaknya belum bisa memprediksikan besarannya. Hal itu mengingat tahun ini pemerintah menetapkan kebijakan baru work from anywhere (WFA) yang bertujuan untuk memecah kemacetan saat arus mudik Lebaran tersebut.
Dengan adanya kebijakan WFA tersebut, maka diperkirakan puncak arus balik Lebaran akan terjadi pada minggu ini dan menjelang Lebaran.
"Untuk puncak arus mudik pertama diperkirakan terjadi kalau tidak Minggu, Senin, atau Selasa. Kami belum bisa memperkirakan peak-nya (besar peningkatan konsumsi BBM) karena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan untuk puncak arus mudik kedua diperkirakan ada di 28 Maret (2025)," katanya.
Taufiq menambahkan selama masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2025 pihaknya sudah meminta semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di wilayah Solo Raya yang secara reguler buka hanya sampai pukul 22.00 WIB, untuk buka selama 24 jam. Itu terutama SPBU yang berada di ruas-ruas utama jalan.
"Untuk wilayah Solo Raya total ada 28 SPBU," katanya.
Selama libur Lebaran tersebut pihaknya memastikan tidak ada tanggal merah untuk pendistribusian BBM ke masyarakat, terutama untuk TBBM Boyolali juga dipastikan beroperasi 24 jam.
"Apalagi juga dipantau dan dimonitor secara ketat melalui Satgas yang bertugas dari 17 maret sampai 13 April 2025 khusus untuk memonitor pergerakan distribusi BBM dan LPG selama arus mudik dan arus balik Lebaran ini," katanya.