Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tren penyaluran pembiayaan hijau alias green financing diprediksi semakin bertumbuh seiring dengan kebijakan ekonomi hijau. Bagaimana trennya ke depan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan pertumbuhan green financing sangat prospektif seiring dengan kondisi global yang kebijakannya ke arah ekonomi yang berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, dia menyebut penyaluran pendanaan ke proyek-proyek 'green' juga menjadi perhatian para investor. David menyebut, para investor ini kerap menanyakan perihal pembiayaan hijau.
"Meneruskan kondisi sekarang, kemungkinan pertumbuhan green financing itu 15-20 persen dalam 5 tahun ke depan," kata David saat dihubungi Tempo pada Selasa, 31 Oktober 2023.
Adapun pertumbuhan green financing, menurut dia, lumayan signifikan. Rata-rata pertumbuhannya berkisar 10-15 persen di beberapa kuartal terakhir.
"Saya lihat dari total portofolio, ada yang sampai 25 persen, ada yang baru 9 persen, macam-macam," tutur David.
Senada dengan dia, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut tren green financing akan semakin berkembang ke depan.
Menurut dia, hal itu sejalan dengan penerapan ekonomi hijau di Indonesia, seperti transisi energi menuju energi terbarukan, penggunaan transportasi berbasis listrik, serta penerapan prinsip environmental, social, and governance alias ESG di kegiatan ekonomi.
"Melihat realisasi pembiayaan hijau pada empat bank terbesar di Indonesia, secara rata-rata, pertumbuhan kredit hijau keempat bank tersebut mengalami pertumbuhan (CAGR) lebih dari 20 persen pada tahun 2020-2022," kata Josua secara terpisah, Selasa.
Hal tersebut, lanjut dia, bisa menjadi sinyal perkembangan pembiayaan hijau di Indonesia yang solid. Selain keempat bank itu, bank lain di Indonesia terutama bank KBMI 3 (kelompok bank berdasarkan modal inti Rp 14 triliun hingga Rp 70 triliun), juga sudah menyalurkan pembiayaan hijau ke beberapa sektor, seperti ke proyek EBT dan teknologi pangan.