Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Luas Panen Padi RI 2022 Naik Jadi 10,601 Juta Hektare, BPS Ungkap Penyebabnya

BPS menghitung luas panen padi nasional dengan menggunakan metode kerangka sampel area.

17 Oktober 2022 | 17.59 WIB

Petani padi saat panen hasil pertaniannya di kawasan persawahan Ngepalang, Kulonprogo, Yogyakarta. (Fotografer: Aditya C Santoso)
Perbesar
Petani padi saat panen hasil pertaniannya di kawasan persawahan Ngepalang, Kulonprogo, Yogyakarta. (Fotografer: Aditya C Santoso)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS menghitung luas panen padi nasional dengan menggunakan metode kerangka sampel area (KSA) dan informasi luas lahan baku sawah (LBS) yang telah diverifikasi. LBS yang digunakan berdasarkan keputusan Menteri ATR/BPN Nomor 686/SK-PG.03.03/XII/2019 tentang Penetapan Luas LBS Nasional Tahun 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan secara total luas LBS pada 2019 ini 7.463.948 hektare. Sehingga untuk luas panen padi nasional angka sementara 2022 ini dari hasil survei KSA pada 2022 mencapai 10,601 juta hektare.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,19 juta hektar atau 1,87 persen dibandingkan dengan tahun 2021 yang hany sebesar 10,41 juta hektare,” ujar dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin, 17 Oktober 2022.

Adapun penyumbang utama peningkatan luas panen pada 2022 ini secara year on year diperkirakan berasal dari provinsi Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat. Masing-masing provinsi tersebut mengalami peningkatan sebesar 81,19 ribu hektare (5,06 persen), meningkat 56,95 ribu hektare (5,78 persen), dan meningkat 48,95 ribu hektare (21,93 persen) daripada tahun 2021.

“Jadi salah satu faktor pendorong peningkatan luas panen adalah kembali terairinya sejumlah lahan sawah yang sebelumnya tidak terairi karena sumber air atau waduk rusak akibat bencana banjir,” ucap Setianto.

Dia menjelaskan perhitungan soal luas panen untuk angka sementara menggunakan metodologi yang mengintegrasikan dua sistem pengumpulan data yakni KSA dan ubinan yang berbasis kepada subsegmen KSA. “Data luas panen ini diperoleh dari pelaksanaan survei KSA yang dilakukan setiap akhir bulan,” tutur dia.

Baca: BPS: Impor RI September Turun 10,58 Persen, Permintaan Komoditas Besi dan Baja Turun

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus