Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau sejumlah lokasi titik penyelengaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia di Bali. Pertemuan antar-kepala negara itu akan berlangsung di Nusa Dua pada November 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awal peninjuannya, Luhut melihat alur kedatangan head of department (HOD), tamu kenegaraan, atau tamu very very important person (VVIP) KTT G20 Indonesia nanti. Ia bersama rombongan memulai perjalanan dari gedung VVIP Bandara Internasional Ngurah Rai Hotel menuju The Apurva Kempinski Bali, Badung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Persiapan yang dilakukan ini sudah bagus," kata Luhut sembari berjalan mengecek salah satu titik di Hotel The Apurva Kempinski, dikutip melalui keterangan tertulis pada Rabu, 5 Oktober 2022.
Menurut Luhut, sejauh ini sudah banyak kemajuan untuk persiapan gelaran KTT G20 Indonesia, seperti infrastruktur dan aspek pendukung lainnya. "Tinggal diperbaiki dan tambah-tambahan lagi yang kurang. Secara umum ini sudah paten," ujarnya.
Tak hanya melakukan simulasi di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Hotel The Apurva Kempinski, Luhut melakukan perjalanan ke Garuda Wisnu Kencana (GWK), Kabupaten Badung, dan titik terakhir menjau langsung kawasan Taman Hutan Raya (Tahura). Di lokasi wisata itu, Luhut meminta kepada kementerian atau instansi yang berwenang untuk melakukan pembenahan di beberapa titik. Salah satu pembenahan yang diminta adalah penambahan pohon mangrove.
"Biar lebih hijau. Tapi dijaga supaya tetap hidup hingga hari H kegiatan," kata dia.
Perbaikan dan pembenahan diperlukan sedikit lagi, ucapnya, sehingga kesiapan lokasi menjadi lebih baik. Apalagi pada Rabu, 5 September 2022, Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan melakukan kunjungan dan mengecek langsung kesiapan lokasi-lokasi gelaran KTT G20. "Segera diperbaiki dan selesaikan," katanya.
Setelah melakukan simulasi, Luhut melanjutkan kegiatannya dengan memimpin rapat persiapan KTT G20. Dia minta pemerintah daearah dan kementerian berwenang mengecek berbagai hal, termasuk masalah pesawat.
"Ini penting kalau bisa dari mulai sekarang kita sudah tanya pesawat yang dibawa dari negara-negara yang akan hadir itu apa saja dan jumlahnya berapa supaya kita bisa susun pengaturannya dari sekarang,” kata Luhut.
Ia berujar pemerintah pun tengah berupaya mengurangi load bea cukai, imigrasi, dan karantina (CIQ) on the spot. Dalam hal itu, menurutnya, paspor dan data-data screening perlu dikumpulkan dan diproses terlebih dahulu. Tujuannya untuk menangani load secara lancar.
Selain itu, ia berpendapat perlu ada penguatan jumlah personel dan alat pendukung CIQ. “Nah untuk hal ini saya minta Kemenkeu, Kemenkumham, Kemenkes, semua kita kerja sama betul, bahu-membahu jangan ada saling tunggu,” tutur Luhut.
Luhut menegaskan pentingnya keterlibatan pengemudi lokal pada penyelenggaraan KTT G20. Menurut dia, pengemudi lokal harus turut merasakan manfaat dari KTT G20. Ia meminta Pemerintah Provinsi Bali untuk membekali kemampuan bagi para pengemudi agar beralih ke kendaraan listrik.
Kemudian untuk mengurangi mobilisasi masyarakat pada saat penyelenggaraan KTT G20, Luhut mengatakan perlu kebijakan sekolah daring dan work from home untuk para pekerja. “Pak Gubernur ini dibantu ya untuk kebijakan sekolah daring dan karyawan agar work from home. Saya kira ini tidak ada masalah karena saat Covid kita juga sudah terbiasa dengan daring dan ini sangat membantu untuk penyelenggaraan KTT G20,” ujar Luhut.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.