Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Luhut Resmikan Perusahaan Daur Ulang Sampah di Batam Senilai USD 60 Juta: Investasi yang Perlu Diapresiasi

Menteri Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi perusahaan yang bergerak dalam bidang daur ulang sampah menjadi barang bernilai guna.

10 Maret 2023 | 05.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan dalam acara peresmian PT Free The Sea di Batam, Kamis (9/3/2023). Foto Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi perusahaan yang bergerak dalam bidang daur ulang sampah menjadi barang bernilai guna. Hal ini disampaikan Luhut ketika menghadiri grand opening PT Free The Sea yang berada di Kawasan Panbil Industrial, Kota Batam, Kamis, 9 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luhut mengatakan, upaya ini merupakan komitmen yang sangat luar biasa karena sampah plastik sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup manusia. "Saya respect dengan perusahaan ini, upaya mendaur ulang plastik ini harus menjadi perhatian pemerintah," kata Luhut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena menurut Luhut, masalah sampah plastik jika tidak diatasi akan membuat generasi masa depan cacat. "Ketika sampah plastik masuk ke laut, menjadi mikroplastik dan dimakan ikan. Kemudian ikan itu dikonsumsi manusia terutama wanita produktif atau hamil bisa membuat anak cacat," kata Luhut.

Nilai investasi perusahaan ini kata Luhut, senilai US$ 60 juta. "Jangan lihat nilai investasinya, tapi lihat teknologi yang digunakan serta manfaatnya ke depan," katanya.

Ia melanjutkan, sampah plastik sudah menjadi isu transboundary dan menjadi salah satu perhatian PBB dalam mengurusi isu lingkungan. Saat ini sedang berlangsung pembahasan kesepakatan internasional dalam mengatur pengurangan sampah plastik.

"Kolaborasi menjadi faktor yang sangat penting, skema sirkular ekonomi merupakan skema yang dapat diterapkan oleh produsen tidak hanya untuk kelangsungan bisnis yang dijalankan namun lingkungan sekitar sehingga menguntungkan semua pihak," ujar Luhut.

Lebih lanjut, Menko Luhut menekankan bahwa setiap pihak bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah sampah plastik. Setiap upaya penanganan sampah plastik, kata dia, harus dilakukan secara kolaboratif hulu ke hilir.

Selanjutnya: "Jangan kita mengecilkan peran individual collector..."

"Jangan kita mengecilkan peran individual collector atau pengepul. Boleh jadi upaya mereka telah menyelamatkan bapak-ibu dari potensi terpapar mikroplastik, karena mengkonsumsi makanan yang telah terpapar mikroplastik," katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa selain kolaborasi, juga harus ada kesadaran dalam hal tanggung jawab pada lingkungan. "Jangan rusak lingkunganmu, karena anak cucu kita akan hidup dari lingkungan yang kita jaga sekarang ini," kata Luhut.

Head of Free The Sea, Bahri Beyhan mengatakan, proses produksi daur ulang ini sudah dilakukan uji coba oleh perusahaan sejak awal 2022 lalu. Daur ulang sampah plastik berhasil dilakukan dan menghasilkan mesin kopi. "Produk-produk mesin kopi ini kemudian di ekspor ke seluruh dunia, mulai dari Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik," katanya.

Adapun semua sampah yang digunakan PT Free The Sea berasal dari Kota Batam. Perusahaan bekerjasama dengan bank sampah dan mengambilnya secara berkala ke setiap titik bank sampah di Batam.

Dengan menggandeng 20 pengepul dan 700 individual collectors, PT. Free the Sea (grup PT. WIK) telah mendaur ulang dua puluh juta sampah botol plastik dan menghasilkan satu juta unit coffee maker.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus