Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah di Papua Barat dilakukan untuk memajukan wilayah tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bukan hanya dapat meningkatkan konektivitas dan keterisolasian, tetapi juga memajukan wilayah di Papua Barat," ujar Luhut saat memimpin rapat koordinasi dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah di Provinsi Papua Barat, di Sorong, Papua Barat, Kamis, 11 Agustus 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam keterangan resmi yang diterima pada Jumat, 12 Agustus 2022, disebutkan rapat koordinasi digelar untuk mengetahui perkembangan dan kendala pembangunan infrastruktur di Papua Barat.
Sejumlah proyek infrastruktur yang dibahas di antaranya adalah Jalan Trans Papua yang akan dibangun sepanjang 3.462 kilometer, jalan strategis di Papua Barat dan Bandar Udara Siboru Fak Fak.
Selain itu juga dibahas proyek Pelabuhan Sorong Eksisting dan Pelabuhan Arar, Pelabuhan Waisai, Bandar Udara Perairan (Seaplane), infrastruktur biru sumber daya air, Proyek Tangguh LNG Train 3, serta pengembangan ekonomi kawasan yang nantinya dapat meningkatkan rantai nilai sumber pangan lokal dan menunjang ketahanan pangan nasional.
Lebih jauh Luhut meminta agar seluruh pembangunan infrastruktur di Papua Barat tersebut berjalan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaan riset terkait proyek infrastruktur itu, kata dia, pemerintah daerah bisa didukung oleh pemerintah pusat dengan mengajak universitas setempat maupun akademisi lain.
Ia mencontohkan proyek Bandar Udara Seaplane yang dibangun dekat dari Bandar Udara Marinda. Sebelumnya, kata Luhut, telah dilakukan studi dan pembangunan runway sepanjang 1.500 meter dan lebar 30 meter dan berikutnya akan dilanjutkan dengan pilot project pesawat amfibi N219.
Selanjutnya: Luhut: Papua Barat harus menjaga pemberian Tuhan.
Di masa yang akan datang, kata Luhut, Papua Barat harus bisa melakukan hilirisasi atas sumber daya alam yang melimpah. Ia yakin hilirisasi bisa memberi dampak positif bagi perekonomian daerah, meningkatkan nilai tambah serta membuka lapangan pekerjaan.
Adapun salah satu hilirisasi yang dapat dilakukan adalah dengan Proyek Tangguh LNG Train 3. Luhut menyebutkan ketersediaan gas yang melimpah di Papua Barat bisa dioptimalkan dengan pendirian pabrik petrokimia pada Kawasan Industri Onar di Teluk Bintuni.
Usai rapat koordinasi, Luhut mengunjungi Raja Ampat untuk meninjau Bandar Udara Marinda, Pelabuhan Waisai, dan Pantai Waisai Torang Cinta. Menurut Luhut, destinasi pariwisata Raja Ampat harus terus dijaga kelestariannya.
"Sebagai pemilik salah satu destinasi wisata terindah yang dikenal seluruh dunia, Papua Barat harus menjaga pemberian Tuhan," tutur Luhut.
Tak hanya itu, kata Luhut, di Raja Ampat dapat diterapkan aturan agar pengunjung membawa pulang sampah plastik yang dibawanya sebagai upaya mengurangi produksi sampah plastik. "Mikroplastik itu berbahaya kalau sampai dimakan ikan, apalagi jika kemudian dikonsumsi oleh manusia. Dampak bagi kesehatannya sangat buruk."
ANTARA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.