KARAWANG, yang lebih dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat, kini mulai "mengenal" diversifikasi usaha. Di Ciranggon, Karawang, sudah diperkenalkan teknologi canggih pertanian, yakni budi daya jamur merang dengan sistem rumah kaca. Teknologi ini baru pertama kali dikenal di sana. Budi daya jamur akan dikembangkan oleh PT Holindo (singkatan dari Holland Indonesia), sebuah perusahaan patungan Belanda, Astec International BV., dengan PT Kobe Lyna Industry. PT Holindo telah membangun sebuah bedeng kaca seluas 170 m2 dengan investasi Rp 2 milyar. Prospeknya ternyata cukup baik hingga menarik minat International Finance Corporation (IFC), anak perusahaan Bank Dunia, untuk ikut serta. Menurut Sarwo Utomo, direktur di PT Holindo, IFC bersedia memberi pinjaman sekaligus menyertakan sahamnya. Sejalan dengan itu, PT Holindo akan membangun 12 unit rumah kaca, dengan investasi Rp 24 milyar. Proyek ini lain dengan budi daya jamur merang milik PT Mantrust di Dieng yang polanya tradisional. Dengan rumah kaca, proyek di Ciranggon diharapkan bisa memproduksi lebih banyak, dan daya tahannya lebih lama. Dengan pola tradisional, produksi jamur hanya sekitar 3,5 kg/m2, tapi dengan rumah kaca bisa 5 kg/m2. Selain itu, PT Holindo akan menggunakan sistem pendingin sehingga jamur bisa tetap segar minimal empat hari (produksi tradisional hanya tahan dua hari). Kendati bisnis ini memakai teknologi canggih, PT Holindo akan tetap menggunakan tenaga 500 petani biasa. "Tenaga sarjana yang dipakai hanya sekitar 15 orang," kata Sarwo Utomo. Kini bisa dipastikan bahwa batang padi (merang), yang selama ini hanya dibakar, kelak bisa dijual kepada PT Holindo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini