Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf: Indonesia Hadapi Momentum Ekonomi Digital

Sektor ekonomi digital Indonesia bergerak pesat dalam beberapa tahun terakhir.

26 November 2018 | 00.00 WIB

Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf: Indonesia Hadapi Momentum Ekonomi Digital
Perbesar
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf: Indonesia Hadapi Momentum Ekonomi Digital

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sektor ekonomi digital Indonesia bergerak pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam riset berjudul "e-Conomy SEA 2018", Google dan Temasek menyatakan omzet ekonomi digital Indonesia hingga semester pertama tahun ini mencapai Rp 394 triliun, disokong belanja online, online travel, media online, dan transportasi online.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, pertumbuhan bisnis berbasis digital di Indonesia tercepat dibanding negara-negara lain di Asia Tenggara. "Rata-rata per tahunnya tumbuh 49 persen," katanya. Dengan pencapaian ini, Randy memperkirakan omzet ekonomi digital Indonesia bakal menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara, yang "kue" bisnisnya mencapai Rp 3.500 triliun pada 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berikut ini petikan wawancara Randy dengan wartawan Tempo, Ghoida Rahmah dan Andi Ibnu, di kantor Google Indonesia, kawasan SCBD, Jakarta, Kamis pekan lalu.

Riset Google menyebutkan Indonesia sebagai negara dengan potensi tertinggi dalam bisnis digital di Asia Tenggara. Seperti apa analisisnya?

Ada beberapa hal yang mendukung. Pertama adalah skala populasi kita yang besar. Indonesia pun menjadi salah satu negara yang mobile heavy dan savvy, di mana pengguna smartphone sudah lebih dari 100 juta pengguna dan lebih dari 50 persen penduduk sudah memakai Internet. Dan orang Indonesia memakai Internet dengan perangkat mobile dibandingkan dengan negara-negara lain yang memulainya dengan komputer. Penggunaan mobile Internet kita masuk salah satu yang tertinggi di dunia, yaitu empat jam per hari, sedangkan di Amerika Serikat dan Inggris hanya rata-rata dua jam per hari. Mobile Internet yang cukup intensif ini menjadi modal yang baik untuk pengembangan ekonomi digital.

Bagaimana dengan potensi sektor industri kreatif digital?

Kami mengidentifikasinya sebagai kategori online media, seperti advertising, gaming, musik, video on demand, dan lain-lain. Di situ kami mengestimasikan US$ 2,7 miliar nilainya. Estimasi kami pada 2025 nilainya bisa sekitar US$ 8 miliar. Sebab, perkembangannya dibanding negara lain cukup pesat.

Apa prediksi Anda tentang industri teknologi finansial (financial technology/fintech)?

Dilihat dari aspek inklusi keuangan, kita masih punya banyak kesempatan. Fintech sekarang ada beberapa kategori pemain. Pertama dari ride hailing company seperti Go-Jek dan Grab, kedua pemain dari sektor telekomunikasi seperti T-Cash milik Telkomsel, ketiga perbankan, dan keempat global tech company. Industri fintech ini masih sangat muda. Ke depan akan banyak dinamika. Interaksi di antara keempat kategori pemain itu akan meningkat. Sebab, memang harus ada kolaborasi itu sebagai sektor yang sangat penting perannya untuk perekonomian.

Apakah Anda menilai dukungan pemerintah untuk sektor digital sudah mencukupi?

Kami sangat happy bisa sering berkomunikasi dan tukar pikiran dengan instansi pemerintah, dan mereka juga balik meminta pendapat kami tentang regulasi yang bisa diberlakukan. Mungkin perlu tambahan penting untuk mempunyai satu sudut pandang bagaimana perkembangan data ekonomi Internet global dari berbagai negara. Kita harus mau untuk banyak belajar dari luar. Sangat penting untuk memiliki keseimbangan yang kuat antara data lokal dan global sehingga sudut pandang juga balance. Tapi kami senang dari pemerintah juga sangat open minded.

Google menanamkan modal yang cukup besar di Go-Jek, mengapa tertarik berinvestasi di sana? 

Kami berinvestasi di Go-Jek karena melihat mereka menunjukkan komitmen yang cukup kuat di Indonesia. Mereka memiliki management team yang kuat dan sangat lokal. Solusi dan produk yang dibuat juga memang sesuatu yang bisa membantu orang untuk mengatasi masalah, seperti kemacetan, lalu memesan makanan, ini masalah yang real. Itu yang membuat Google ingin berpartisipasi juga membantu pengembangan ekonomi berbasis Internet.

Menurut Anda, bagaimana peluang startup domestik, seperti Go-Jek, berekspansi ke luar negeri? 

Tentu mungkin, tapi kualitas dan kuantitas talent atau sumber daya manusia harus ditingkatkan, termasuk skill-nya. Baiknya harus berfokus dulu dengan kekuatan inti yang dimiliki, apakah cukup kuat untuk berkompetisi secara global, memecahkan solusi yang bisa ditawarkan di tempat-tempat lain? Kalau mau masuk ke satu negara tertentu harus sudah siap menawarkan sesuatu yang berbeda dan kompetitif.

Apa kunci sukses untuk pelaku startup? 

Berfokus pada pengguna. Contohnya Google. Dulu cuma membuat satu bar, yaitu kolom search, lalu berfokus bagaimana kami punya search engine yang akurat. Yang paling penting, Anda tahu mau memecahkan masalah apa. Dan solusi atau produk yang ditawarkan harus benar-benar tepat memecahkan masalah itu. Kalau sudah begitu, akan benar-benar bisa bagus produknya.

Apa yang menjadi fokus garapan Google Indonesia tahun depan? 

Indonesia sedang menghadapi momentum ekonomi digital. Kami ingin mengembangkan lagi program-program yang bisa membantu usaha kecil-menengah dan developer lokal. Lalu dari sisi user, kami ingin improve produk-produk yang berkaitan dengan konten-konten lokal. Kami akan melihat produk mana yang relevan dengan Indonesia.

Randy Jusuf
Jabatan: Managing Director Google Indonesia

Karier: 
- Engagement Manager McKinsey & Company (Juli 2002-Maret 2007)
- Vice President and General Manager Kimberly-Clark Canada (Februari-Juni 2018)
- Director Google Singapore (Juli-September 2018)

Pendidikan: 
- Sarjana sains bidang teknik mesin di University of Wisconsin-Madison (1992-1995)
- Master of business administration bidang finance di The Wharton School (2000-2002)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus