Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BANGUNAN berusia- dua abad itu jauh dari kesan mewah. Letak-nya di sebuah jalan kecil di kawasan Mayfair, pusat Kota London, Inggris. Tapi, dari bangunan empat lantai berarsitektur- Georgia itulah jutaan pound--sterling berputar se-tiap hari. Tak aneh bila belasan mobil mewah ber-jajar rapi di Jalan Hamilton Place, Kamis malam pekan lalu.
Itulah Les Ambassadeurs, kasino termahal di London. Dua pekan lalu tersiar kabar, kasino yang biaya pendaftaran anggotanya 1.000 poundsterling (Rp 16 juta) itu akan dibeli Putera Sampoerna-, mantan ”raja kretek” -In-do---nesia. Putera, konon, mem--beri tawaran 115 juta pound-sterling (sekitar Rp 1,85 triliun) untuk ”Les A”—sebutan popular itu rumah judi.
Seorang sumber Tempo membenarkan kabar itu. Menurut dia, proses transaksi berlangsung kilat. ”Hanya dalam bilangan hari,” katanya, tanpa mau berbicara lebih jauh. Para penjaga kasino pun sudah mendengar bisik-bisik se-putar calon pemilik baru tempat mereka bekerja.
Di mata Lin Che Wei, Direktur Utama Danareksa yang penasihat keuang-an Putera dalam proses akuisisi PT Kiani- Kertas, transaksi yang dilakukan Putera di London bukan sesuatu yang luar biasa. ”Sudah menjadi ciri Putera Sampoerna untuk segera mengakhiri transaksi, meski dalam jumlah besar, asalkan si pembeli atau penjual serius,” katanya.
Che Wei mencontohkan ketika Putera menjual 40 persen saham PT HM Sampoerna Tbk ke Philip Morris, April 2005. Kala itu proses penjualan saham senilai Rp 18,6 triliun itu hanya berlangsung lima hari. Sejak penjualan itu, sepak terjang Putera selalu menjadi sorotan. Tapi, seperti biasa, kubu Putera selalu irit bicara.
Ekadarmajanto Kasih, petinggi Sampoerna Strategic—bendera perusahaan yang dikibarkan Putera setelah melego HM Sampoerna—mengaku belum mendengar pembelian kasino itu. ”Saya hanya mengurus investasi Sampoerna di dalam negeri,” katanya. ”Lagi pula, saya lagi cuti di Cina.”
Pemilik ”Les A”, London Clubs International, memang mengaku sudah ada pihak yang menawar. Tapi, ”Saat ini kami belum bisa memberikan informasi le-bih jauh,” terdengar suara seorang wanita dari kantor London Clubs, ketika dihubungi Tempo melalui telepon internasional.
London Clubs merupakan- operator judi nomor tiga di Inggris. Asetnya ter-sebar hingga Mesir dan Afrika- Selatan. Klub-klub milik-nya adalah kasino papan atas yang biasa dilengkapi bar dan restoran mewah. Namun, berdasarkan lapor-an keuangannya per 25 September 2005, pendapat-an operator judi itu sedang surut.
Laporan itu menyebutkan, pendapatan London Clubs pada 2005 mencapai- 73,7 juta poundsterling, dengan laba operasional 4,6 juta poundsterling. Pada-hal, pada 2004, London Clubs memperoleh pendapatan 76,6 juta poundsterling de-ngan laba operasional 11,2 juta poundsterling.
Penurunan itu disebabkan banyaknya tamu yang menang besar. Philip Green, orang terkaya keempat di Inggris, pernah mengeruk 2 juta poundsterling dari ”Les A” hanya dalam semalam.
Sebagai klub eksklusif, ”Les A” biasa dikunjungi kaum jet set. Jumlah anggotanya 15 ribu orang. Pengunjung yang datang bisa 100 hingga 200 orang per hari. Oleh majalah Forbes, Putera juga disebut-sebut mengantongi kartu anggota ”Les A”.
Selain Philip Green, Sir Alex Ferguson (manajer klub Manchester United) dan Fouad al-Zayat (miliarder kelahiran Suriah) tercatat sebagai anggota tetap ”Les A”. Fouad bahkan pernah menghabiskan 1 juta poundsterling dalam semalam.
Yandhrie Arvian
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo