Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram -Kementerian Perdagangan RI, melirik peluang pasar komoditas bawang merah yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat. Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita di Kabupaten Lombok Barat, mengatakan peluang pasar dari komoditas bawang merah asal Bima ini dapat dilihat dari kualitas produksinya yang dinilai mampu bersaing dalam dunia ekspor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi sebenarnya bisa diekspor, karena bawangnya Bima itu tumbuhnya bagus sekali," ujarnya, Senin, 22 Oktober 2018.
Hal itu diungkapkannya usai bertemu dengan Gubernur NTB H Zulkieflimansyah yang didampingi Kadis Perdagangan NTB Selly Andayani. Dalam pembicaraannya, Enggar mendapat pemaparan terkait potensi penjualan dari komoditas bawang merah asal Bima tersebut.
"Jadi saya baru tahu, kalau bawang ini berwisata, dari Bima berwisata ke Brebes, dari Brebes ke tempat lain lagi. Kan yang boleh berwisata itu orang, masak bawang," ucapnya.
Karena itu, dari pemaparan yang dia dapatkan, Enggar berencana mengejar target penjualan dari komoditas bawang merah asal Bima ini hingga merambah ke dunia internasional.
"Sebenarnya potensinya besar, tetapi dia (produksi bawang merah) fluktuasi. Padahal waktu panen berlebih, tidak ada bicara penyimpanan, jadi pascapanen itu yang menjadi masalah. Makanya pas tidak ada panen, harganya naik," ujarnya.
Karena itu, Kemendag RI mengajak pemerintah daerah untuk mencari solusi agar stok produksinya tetap stabil. Dengan menjaga stok produksinya, dia yakin pasar dari komoditas unggulan NTB ini dapat masuk dalam daftar ekspor.
"Untuk bisa ekspor, kita harus lihat bagaimana itu (produksi bawang merah) bisa stabil, kemudian berapa besar produksinya. Persoalan ini sudah kita bicarakan dengan gubernur dan kadis perdagangan," ucap mantan Ketua Umum Asosiasi Real Estate Indonesia (REI) ini.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas penjualannya, Kemendag RI juga akan mengajak para industri makanan agar dapat menyerap produksi bawang merah asal Bima tersebut.
"Saya akan bicara dengan industri makanan, agar mereka juga dapat menyerap langsung (produksi bawang merah)," kata Enggar.
ANTARA