Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Mendag: Waralaba Serap 97 Ribu Tenaga Kerja dengan Omzet Rp 143 Triliun

Hingga Februari 2025, Kementerian Perdagangan mencatat ada 157 pemberi waralaba dalam negeri dan 154 pemberi waralaba luar negeri.

12 Maret 2025 | 22.02 WIB

Menteri Perdagangan Budi Santoso didampingi Ketua Umum ASENSI Susanty Widjaya (kiri) memberi keterangan media di kantor Kementerian Perdagangan pada 12 Maret 2025. Tempo/Dian Rahma
Perbesar
Menteri Perdagangan Budi Santoso didampingi Ketua Umum ASENSI Susanty Widjaya (kiri) memberi keterangan media di kantor Kementerian Perdagangan pada 12 Maret 2025. Tempo/Dian Rahma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkap bisnis waralaba (franchise) mampu menyalurkan pekerjaan bagi hampir 100 ribu orang Indonesia. Informasi itu disampaikan oleh Budi saat meresmikan Pameran Indonesia Licensing dan Franchise Export (ILFEX) 2025 hari ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Potensi waralaba di Indonesia sangat besar, berdasarkan laporan kegiatan usaha tahun 2024, waralaba di Indonesia mampu menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 97.872 orang," ujar Budi Santoso di kantor Kementerian Perdagangan pada Rabu, 12 Maret 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hingga Februari 2025, Kementerian Perdagangan mencatat ada 157 pemberi waralaba dalam negeri dan 154 pemberi waralaba luar negeri. Jumlah itu naik tipis dibanding Mei 2024, di mana pemberi waralaba dalam negeri sebanyak 145 Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) dan pemberi waralaba luar negeri sebanyak 141 STPW.

Budi Santoso menyebut jumlah gerai yang dikelola sendiri mencapai 34.503 buah dan yang diwaralabakan sebanyak 17.786 unit. Adapun total omset waralaba yang diumumkan oleh Budi hampir mencapai Rp 143,25 triliun. "Dari jumlah tersebut, sektor food and beverage masih mendominasi dengan komposisi 47,77 persen, diikuti jasa kecantikan, pendidikan non-formal, ritel, dan lainnya," kata Budi Santoso merinci.

Budi Santoso menilai waralaba lokal berpotensi besar untuk berkembang. Melalui pameran ILFEX 2025 ia berharap itu juga dapat menjadi wadah untuk promosi berbagai konsep bisnis termasuk waralaba. Ia bertekad lisensi waralaba Indonesia juga masuk ke pasar ekspor dan makin mendunia. 

Ia lalu mencontohkan beberapa jenama waralaba yang telah tembus pasar internasional misalnya Alfamat, Ayam Gepuk Pak Gembus, Kebab Turki Baba Raffi, Taman Sari Royal Heritage, dan Roti Ropi dari Klaten. "Jadi kita tidak hanya fokus pada ekspor barang, tetapi juga pada ekspor jasa, jangan sampai kita kalah dengan negara-negara lain," kata Budi Santoso bertekad.

Saat ini, kata Budi Santoso, telah ada 50 pemegang lisensi waralaba yang bergabung dengan Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi). Budi Santoso mendorong pemilik lisensi itu untuk memperluas pasar dengan bergabung di agenda Trade Expo Indonesia (TEI) yang dijadwalkan dihelat di ICE BSD, Tangerang, pada 15-19 Oktober 2025 mendatang.

Budi Santoso berujar TEI 2025 bisa menjadi ajang promosi bagi bisnis waralaba Indonesia ke manca negara. Dia mengatakan nantinya Atase Perdagangan dan Indonesian Trade Promotion Center di 33 negara luar akan membantu business matching dengan anggota Asensi. 

"Jadi anggota asensi yang sekarang sudah 50 mendaftar ini, nanti akan kita programkan business matching, sehingga nanti kalau buyer datang ke trade expo, maka sudah akan langsung terjadi transaksi, harapan kami." Budi Santoso tidak ingin para anggota Asensi baru menjajaki perkenalan di forum international tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus