Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menemani remaja begadang

Mulai 11 september 1983, RRI stasiun Jakarta akan menyelenggarakan siaran 24 jam nonstop. (md)

3 September 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUASANA malam yang larut di mercu suar sana, misalnya, tak lagi bakal senyap. Mulai 11 September minggu depan, RRI Stasiun Jakarta akan menyelenggarakan siaran 24 jam. Hal itu dinyatakan Menteri Penerangan H. Harmoko, sebulan sebelum ulang tahun RRI ke-38 itu. Siaran yang bisa ditangkap di pelosok-pelosok itu, antara lain untuk memperkenalkan hasil-hasil karya ilmiah remaja. "Karya mereka perlu dimasyarakatkan, hingga tidak hanya diketahui para remaja, tapi juga para petani di desa-desa," katanya. Selama ini programa Ibukota RRI Jakarta yang bergelombang 225 meter dengan frekuensi 93-96 Mhz mengudara selama 19 jam. Untuk mendukung siaran 24 jam nonstop, pemancar tersebut akan diperkuat oleh stasiun relay Cimanggis, Bogor, yang berkekuatan 250 KW. "Gagasan siaran 24 jam itu muncul dari semangat kerja pimpinan dan karyawan RRI sendiri," ujar Iskandar Arfan, yang baru dilantik sebagai Direktur Radio bulan lalu. Menurut Iskandar, selama ini karyawan RRI punya pengalaman menyelenggarakan siaran-siaran larut malam sampai dinihari. Misalnya pergelaran wayang kulit semalam suntuk atau siaran sahur di bulan Ramadhan. Anwar Siregar, 53 tahun, sebagai pengelola siaran around-the clock tersebut mengungkapkan motivasi menarik. "Sekarang ini banyak orang Indonesia bekerja sampai larut malam: buruh-buruh pabrik, nelayan, penjaga mercu suar, petugas siskamling. "Selama ini mereka tidak pernah dihibur," katanya. "Nelayan di tengah laut sampai pagi tak bisa mendengar berita apa-apa. Para penderita insomnia, orang yang tak bisa tidur malam, akan mendapat hiburan dari siaran ini," tambahnya. Tentu juga untuk menemani para pekerja lembur atau anak-anak remaja yang suka begadang. "Pukul 24:00, Radio-radio non-RRI sudah tutup siaran. Tentu anak-anak itu akan mencari gelombang lain. Saya belum tahu apa yang sebaiknya kita hidangkan buat mereka," katanya lagi. Tapi Anwar punya ancar-ancar, misalnya, lagu-lagu nostalgia. Juga santapan rohani. Berita-berita singkat tapi penting dan ramalan cuaca juga akan ditampilkan. Menghadapi siaran Radio non-RRI yang oleh sebagian masyarakat dianggap lebih menarik, Direktur Jenderal RTF Subrata, 43 tahun, tidak khawatir. "Mereka bukan saingan tapi partner," katanya. Lagi pula bila radio siaran swasta hanya digemari kelompok masyarakat tertentu, RRI bertekad merengkuh semua lapisan dan golongan pendengar. Bahwa media pemerintah ini masih didengarkan, Subrata mengambil contoh. Siaran Pedesaan tahun lalu berhasil membentuk kelompok pendenar 30.000 buah lebih, sedang tahun ini meningkat 33%. Sementara itu agar penerangan atau penyuluhan tidak membosankan, acara seperti dialog Mpok Ani dan Bang Madi akan dikembangkan. Tapi Subrata buru-buru menambah, penyajian acara siaran 24 jam itu "masih dalam penelitian dan penggodokan." Meskipun peralatan teknik bakal diperkuat dan karyawan ditatar, keberhasilan siaran lebih tergantung pada kreativitas penyusun programanya. Selama ini ada kebiasaan sebagian besar kepala siaran RRI mempertahankan pola programa rutin bulanan. Dengan isi agak berbeda, dengan penyajian siaran yang itu-itu juga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus