Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Di berbagai daerah, masyarakat harus antre sejak pagi di depan toko swalayan untuk membeli minyak goreng.
Tingginya animo pembelian minyak goreng ini tidak diimbangi dengan pasokan barang.
Tim Kementerian perd
JAKARTA — Antrean pembeli minyak goreng di toko swalayan di berbagai daerah masih terjadi. Sejak awal tahun, produk ini memang sulit ditemukan. Masyarakat harus antre dari pagi hari di toko-toko swalayan terdekat untuk mendapat minyak dengan harga termurah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Datangnya harus sebelum toko buka karena banyak yang menunggu juga," ujar Ilis, 32 tahun, kepada Tempo, kemarin. Warga Cianjur, Jawa Barat, itu mengaku tidak bisa menemukan minyak dalam kemasan sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) di pasar tradisional sehingga rela menunggu di toko swalayan dekat rumahnya sejak pukul 07.30 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelangkaan minyak goreng ini terjadi seiring dengan kenaikan nilai minyak kelapa sawit pada akhir tahun lalu. Harganya bergerak hingga melampaui kisaran Rp 20 ribu per liter, dari sekitar Rp 15 ribu per liter. Pemerintah mencoba mengendalikan dengan menetapkan HET sebesar Rp 14 ribu per liter pada 1 Februari lalu. Namun masyarakat tak mudah mendapatkannya.
Di Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Yuni Salwiah menanti sejak pukul 07.00 WIB untuk membeli minyak goreng kemasan seharga Rp 14 ribu per liter. Wanita berusia 40 tahun tersebut menunggu tiga jam sebelum mengantongi barang incarannya dari toko swalayan yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya itu. "Parah, susah banget sekarang mendapat minyak goreng," katanya.
Warga mengantre membeli minyak goreng saat operasi pasar di Asia Plaza, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, 25 Februari 2022. ANTARA/Adeng Bustomi
Kejadian tragis terjadi di Berau, Kalimantan Timur, Sabtu, 12 Maret lalu. Seorang warga yang sedang antre minyak goreng di depan sebuah toko swalayan di Berau pingsan. Saat dilarikan ke rumah sakit, warga bernama Sandra, 41 tahun, itu mengembuskan napas terakhirnya. Kepala Kepolisian Resor Berau, AKBP Anggoro Wicaksono, menyatakan kejadian tersebut bukan dipicu oleh kerusuhan saat antre karena penantian minyak goreng berjalan tertib. "Korban memiliki riwayat penyakit asma dan sempat mengeluh sesak napas saat sedang antre."
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, menyatakan antrean di minimarket terjadi lantaran tingginya animo masyarakat untuk membeli minyak goreng kemasan sesuai dengan HET. Saat ini, produk minyak goreng dalam kemasan yang dijual sesuai dengan HET memang hanya tersedia di toko swalayan. Menurut Solihin, Asosiasi Anggota Pengusaha Ritel Indonesia berkomitmen menjual minyak goreng kemasan sesuai dengan HET. "Kalau di tempat lain stoknya banyak sebenarnya, di online juga, tapi harganya di atas HET," tutur dia.
Namun, kata Solihin, tingginya animo masyarakat tersebut belum diimbangi dengan ketersediaan barang. Menurut dia, pemenuhan kebutuhan minyak goreng baru sekitar 16 persen. Dia mencontohkan, dari pesanan 1.000 liter minyak goreng ke distributor untuk gerai Alfamart, pasokan yang datang hanya sekitar 16 persennya sehingga stok di tiap toko terbatas. "Hal ini yang memicu antrean."
Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, menyatakan pihaknya telah bekerja bersama Satuan Tugas Pangan Nasional untuk menjaga pasokan ke toko-toko retail terjaga. Dia menyatakan tim tersebut telah terjun ke lapangan dalam beberapa pekan terakhir untuk mengawal kelancaran distribusi minyak goreng. "Kami sudah mengawasi secara intensif di beberapa daerah yang pasokannya berpotensi kurang. Kami kerahkan tim di Sumatera Utara, Jabodetabek, Jawa Timur, dan beberapa daerah lainnya," tuturnya.
Pekerja menuangkan minyak goreng ke wadah milik warga saat giat pasar murah di Pasar Flamboyan, Pontianak, Kalimantan Barat, 10 Maret 2022. ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Menurut Veri, tim tersebut juga menelisik dugaan penimbunan di sepanjang rantai pasok. Namun, dari hasil pengawasan, sejauh ini belum ada temuan. Dalam beberapa kasus, kata dia, hanya ditemukan hambatan selama proses pengiriman. Hal itu terjadi akibat kesulitan solar sehingga barang menumpuk. Satgas baru akan menetapkan kasus penimbunan jika ada indikasi penyimpanan stok minyak goreng dengan jumlah tujuh kali lipat kebutuhan harian di daerah tersebut.
Veri menuturkan pemerintah bakal memastikan pasokan ke toko swalayan tak terputus. Targetnya adalah menjadikan penjualan minyak goreng sesuai dengan HET di gerai tersebut sebagai patokan. Dengan begitu, harga di pasar tradisional dan lainnya bisa mengikuti.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, Abdullah Mansuri, menyatakan harga rata-rata nasional minyak goreng kemasan di pasar tradisional memang masih lebih tinggi dibanding harga di toko swalayan. Saat ini harganya Rp 17-20 ribu per liter. "Untuk sampai HET berat karena barang yang dijual masih barang lama," katanya. Stok yang sebelumnya dibeli di tengah lonjakan harga tersebut masih belum laku sehingga pedagang sulit menjual produk sesuai dengan HET.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia, Sudaryono, menyebutkan pemerintah tidak adil dalam menjalankan kebijakan minyak goreng sesuai dengan HET. Pasalnya, pasokan produk minyak goreng murah hanya difokuskan di gerai retail modern. "Pedagang pasar beranggapan pemerintah cenderung berpihak kepada retail modern dibanding pedagang pasar rakyat," tuturnya. Dampaknya, pelanggan lebih memilih antre di toko swalayan. Anggotanya telah mengirim surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo perihal isu tersebut.
VINDRY FLORENTIN | HENDARTYO HANGGI | M.A. MURTADHO | SAPRI MAULANA | MUTIA YUANTISYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo