BAHKAN pengusaha yang beromset milyaran rupiah enggan bergabung dibawah bendera Wold Trade Centre (WTC), kalau harus merogoh kocek dalam-dalam. Apalagi dalam suasana ekonomi yang kurang menggembirakan seperti saat ini. Sehingga, dengan uang pangkal yang ditetapkan Rp 2.250.000 plus iuran bulanan sebesar Rp 225.000, baru 350 pengusaha yang menjadi anggota. Karena itu, WTC menawarkan keikutsertaan pengusaha untuk mengisi Bulletin Board (BB) dengan harga miring. "Hanya dengan Rp 75 ribu, seorang pengusaha bisa mempromosikan dagangannya ke berbagai negara," kata Harjo Nimpoeno, 60, Direktur Eksekutif WTC Jakarta. Biaya sekian itu untuk maksimum 800 karakter atau sekitar 10 baris. Ini masih lebih murah bila dibandingkan ongkos teleks yang Rp 15.000 per tiga menit untuk negara-negara Asean, Australia, Eropa, maupun Amerika. Itu pun hanya untuk satu alamat. Sementara WTC Jakarta bisa mengirim langsung ke semua anggota WTC Association yang bermarkas di New York. Dari sini disebarkan lagi ke 147 perwakilan yang terpencar di 55 negara. Isi BB mirip dengan iklan mini di koran. Bedanya, berita disebarkan ke seluruh penjuru dunia, dan punya waktu edar lebih panjang. "Ini merupakan sarana promosi yang efektif," kata Harjo. Pengusaha tak perlu repot-repot memikirkan materi iklan yang ingin disampaikan. Cukup mengirimkan konsep surat yang berisi jenis, kualitas, hmgga harga barang yang diproduksn Pihak WTC Jakartalah yang akan "menjual". Selanjutnya, lewat komputer yang dialihkan ke sinyal telepon, "pesan" itu dikirim ke Pusat Komputer di Toronto, Kanada. Di sini pesan tersebut disimpan sekitar dua minggu di setiap kotak surat elektronik yang dimiliki setiap anggota. Selama itu iklan akan dibaca oleh kurang lebih 650 ribu pengusaha yang tergabung dalam keanggotaan WTC Association. Dengan cara ini pengusaha tekstil, damar, udang sampai kondom bisa memperkenalkan barangnya. Bila ada yang menjawab, pihak WTC Jakarta secepatnya akan meneruskan ke perusahaan yang bersangkutan. Sudah beberapa pengusaha Indonesia yang memanfaatkan fasilitas ini. Seorang pengusaha udang di Jakarta, hanya beberapa hari setelah menawarkan barangnya melalui BB, sudah menerima jawaban dari beberapa importir di luar negeri. Seorang pengusaha kondom, yang mengiklankan ukuran panjang, ketipisan, dan harga produknya, hanya dalam waktu dua hari sudah mendapat tanggapan dari pengusaha Amerika. Dengan penawaran menarik itu, tidak heran bila PT Dandaraga Mitra Cipta, sejak awal tahun ini juga menjadi pelanggan tetap WTC Jakarta. "Fasilitas yang tersedia menjawab kebutuhan kami," kata Wibisono, dari Dandaraga. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa komunikasi ini setiap kali harus berhubungan dengan mitra kerjanya di luar negeri. Misalnya dalam pembuatan brosur-brosur iklan. Informasi terbaru harus segera diperoleh dari berbagai negara sebagai bahan perbandingan. "Dalam satu atau dua hari, biasanya kami sudah memperoleh jawaban," ujar Wibisono lebih lanjut. Di sini unsur waktu memegang peranan penting. "Jaringan yang diciptakan WTC boleh dikata tidak dibatasi waktu," kata Harjo lagi. Informasi yang disimpan di terminal komputer dl Toronto, katanya, bekerja 24 jam. Jadi, setiap saat pelanggan bisa mencari berita yang dikehendaki dari berbagai penjuru dunia. WTC Jakarta, yang didirikan sejak 1985 itu, tak hanya menyediakan pelayanan jasa komunikasi. Berbagai informasi, seperti data komoditi, daftar importir/eksportir, berbagai terbitan yang berhubungan dengan perdagangan internasional, hingga laporan penelitian pasar, mudah ditemui di perpustakaan. Bila pengusaha ingin mengirim contoh produksinya, perusahaan ekspedisi DHL International -- yang memiliki jaringan di 163 negara -- siap memberikan potongan khusus sampai 40% dari tarif ekspedisi yang berlaku. Tak hanya kalangan eksportir yang dapat menggunakan jasa BB. "Bisa juga dipakai untuk mengundang investor," kata plmpman WTC Jakarta. Konon, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berniat memanfaatkan sarana ini untuk menarik para pemilik modal. Sebab, usulan proyek yang biasanya berlembar-lembar, dengan sistem yang dibuat WTC bisa dikemas menjadi singkat dan padat. Cara ini praktis bisa menekan biaya. Di lain pihak, pengusaha yang sibuk tentu lebih tertarik dengan berita yang singkat dan padat. Yusroni Henridewanto & Najib Salim
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini