Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Ethereum semakin sering dibicarakan belakangan ini setelah lonjakan harga aset kripto tersebut jauh melampaui Bitcoin. Kini harga Ether tembus US$ 3.054 atau sekitar Rp 44 juta (asumsi Rp 14.428 per dolar AS), meroket lebih dari 1.400 persen ketimbang posisi tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dengan pergerakan harga yang fantastis iru, Ethereum kini turut menjadi pusat perhatian dunia. Bagaimana karakteristik Ethereum dan seperti apa perjalanannya sehingga bisa menjadi hype saat ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ethereum resmi diluncurkan pada 2015 dan merupakan platform perangkat lunak terdesentralisasi yang memungkinkan Smart Contracts and Distributed Applications (website untuk mata uang digital) dibangun dan dijalankan tanpa downtime, kecurangan, kontrol atau gangguan dari pihak ketiga.
Secara lebih luas, Ethereum juga merupakan bahasa pemrograman (turing complete) yang membantu blockchain agar tetap berjalan. Ethereum padat berjalan dengan token kriptografi khusus, Ether.
Sejak 2014, penjualan Ether menuai respons yang luar biasa. Ethereum digunakan untuk beberapa tujuan. Pertama, untuk diperdagangkan sebagai pertukaran mata uang digital di cryptocurrency.
Kedua, Ether juga digunakan untuk menjalankan aplikasi hingga memonetisasi sebuah pekerjaan. Pada 2016, Ethereum terpecah menjadi dua blockchain terpisah, Ethereum dan Ethereum Classic.
Hal ini disebabkan terjadinya pencurian dana yang telah dikumpulkan sebesar US$ 50 juta. Sehingga membentuk Ethereum yang baru dengan perlindungan yang lebih kuat.
Per September 2019, Ether menjadi mata uang virtual terbesar kedua di pasar digital, satu posisi di bawah Bitcoin. Di dalam cryptocurrency, jauh lebih cepat untuk mendapatkan Ether dibandingkan Bitcoin.
Unit Ether lebih banyak beredar di pasar dibandingkan Bitcoin. Bahkan, dominasi Ethereum kini berada di peringkat kedua dan naik menjadi 15 persen setelah harga menyentuh level US$ 3.045 atau Rp 44 juta.
Total valuasi Ethereum kini menyentuh US$ 351,17 miliar. Sedangkan dominasi Bitcoin sekarang tergerus menjadi 46 persen dari total valuasi pasar aset kripto yang mencapai US$ 2,3 triliun.
Dominasi Bitcoin terus turun dari sekitar 70 persen pada awal tahun, seiring dengan melonjaknya koin selain Bitcoin, yang disebut dengan altcoins. Bitcoin tetap menjadi cryptocurrency terbesar, namun momentum penguatan aset kripto lain menarik minat pelaku pasar.
BISNIS