Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mengkespor l'escargot

Indonesia, melalui 3 perusahaan swasta, mengekspor bekicot ke prancis. pt. inka jaya & pt. kerta niaga memperoleh dari pekalongan, pt. cimandiri dari sukabumi, dengan cara mengumpulkannya dari penduduk. (eb)

8 September 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HAMA yang suka membabat habis kebun orang itu ternyata ditampilkan dalam Pameran Pembangunan di Semarang akhir Agustus lalu, ikut menyambut terpilihnya Jawa Tengah sebagai propinsi terbaik selama Pelita II. sekicot, yang juga disebut keong 'racun' itu rupanya disukai di liropa. Menurut Kepala Dinas Perikanan Ja-Teng, Juni sampai akhir Agustus lalu sudah 60 ton bekicot diekspor ke Perancis. Tak jelas bagaimana ide ini muncul dan kemudian direalisasi. Tapi adalah suami-isteri Haute Wille dari Perancis yang menyelidiki bekicot Indonesia, yang ternyata bisa dimakan dan besar pula dagingnya. Di Jakarta suami-isteri itu bertemu dengan Teted Sajiman Dir-Ut PT Inka Jaya, pengusaha yang sering mengekspor ikan dan udang dari Kalimantan. Kedua pihak itu, bersama PT Kerta Niaga kemudian bersepakat mengekspornya. Maka dipilihlah desa Kaliboyo, Kecamatan Batang, Ja-Teng, yang terkenal murah buruhnya dan banyak bekicotnya itu. Juga di Pekalongan, yang berdekatan dengan Batang, terdapat tempat penyimpanan dingin (cold storage). Dengan memanfaatkan gedung bekas SMP, bekicot yang didatangkan dari beberapa tempat di Ja-Teng, lalu diolah, dipersiapkan untuk ekspor. Dengan harga Rp 10 sekilonya, perusahaan hanya mau menerima bekicot yang masih hidup, ditambah penggantian biaya tranpor. Ternyata tak hanya Jawa Tengah boleh merasa bangga karena sudah bisa ekspor bekicot. Di Cibatu, kabupaten Sukabumi, sejak Pebruari lalu PT Cimandiri mengolah bekicot untuk diekspor. Dan Syukri Alwi, pimpinan proyek bekicot di PT itu menerarigkan, pesanan juga masuk dari Jerman Barat di samping Perancis. Bahkan Belgia, menurut dia, sudah menyatakan keinginannya untuk mengimpor 30 ton setiap bulan dari sini. Sate Kambing Menurut yang empunya cerita, ide untuk mengekspor bekicot itu datang dari H. Hanafi Saat. Ketika berada di Paris, dia memesan makanan pendahuluan yang namanya keren juga: L'escargot aristocral. Menurut Makmur Subakat dari PT Cimandiri yang sudah mencicipinya, itu "lebih enak dari sate kambing." Tak ayal lagi, direktur Hanafi pun memboyong ahli masakan bekicot Didier Hamel dari Paris ke Indonesia. Kini Didier jadi tenaga ahli pengepakan bekicot di PT Cimandiri. Dan Hanafi mengaku 'baru sekali ini mengekspor ke Perancis bertepatan dengan 17 Agustus lalu. " H. Asmuni, dirut-nya, menerangkan ekspor yang pertama kalinya itu baru berjumlah 10 ton. Tapi disebutkannya, bekicot siap-ekspor mereka ada 10-15 ton di Tanjung Priok. Pemrosesannya tampaknya tak banyak menelan modal. Soalnya, setelah diaduk dengan garam agar si bekicot mendekam di dalam cangkangnya langsung dimasukkan dalam air mendidih 10 menit. Lalu daging dikeluarkan dari cangkang dan bagian ujung yang melekat pada cangkang dibuang. Baru kemudian direbus lagi dicampur cuka dan garam, biar dagingnya menjadi putih. Setelah dicuci bersih lalu ditiriskan, untuk menghilangkan airnya. Setelah kering benar, dimasukkan dalam kotak seng, masing-masing 5 kg dan dikirim ke tempat penyimpanan dingin. Dibanding PT Inka Jaya yang mengolah 6 ton bekicot seharinya, harga beli PT Cimandiri lumayan: Rp 20 untuk setiap bekicot hidup dan berdaging. Tapi kalau pihak pabrik yang mendatangi penduduk harganya Rp 13 per kilo. Di Kaliboyo Rp 10 per kilo. Dan rata-rata tiap orang bisa mengumpulkan 100 bckicot per hari. Malangnya, penduduk yang sering juga datang dari desa sejauh Surade, 90 km dari Cibatu, tak jarang membawa bekicot tanpa pandang bulu besar dan kecil. Selain pabrik memang hanya membutuhkan yang besar, pengumpulan bekicot yang masih kecil-kecil itu kalau tak hati-hati suatu waktu bisa membuat punahnya binatang yang mampu membawa masuk devisa itu. Tapi menurut Syukri, PT Cimandiri yang mempekerjakan 120 orang, toh melalap juga kalau sudah disodori bekicot yang kecil. "Kasihan mereka sudah susah payah membawanya kemari," katanya. Bekerja 8. jam sehari, buruh wanita mendapat Rp 3 50 sehari dan yang laki-laki Rp 650 per hari. Sedang harga jualnya, kalau yang di PT Inka itu Rp 1.000 sekilo, di PT Cimandiri pasang harga Rp 1.250 sekilonya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus