Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Meningkat di singapura

Buah manis yang tak begitu laku di Indonesia, ternyata laku keras di singapura. tahun ini ekspor kesemek dari medan mencapai 349 ton. (eb)

6 November 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI-hari ini penduduk Kabupaten Tanah Tinggi Karo dan Simalungun, Sum-Ut, sedang panen buah kesemek. Pertengahan Oktober, tak kurang dari 561 keranjang (28 ton), kembali mengalir ke pasaran Singapura. Di sana, buah manis yang tak begitu populer, dan juga disebut permison, atau kasmak, dijual sampai Rp 250 per biji. Sedang di Medan paling banter Rp 100. Di Jakarta, dan beberapa tempat lain di Jawa, bahkan dijual mu rah Rp 50 per biji. Mengapa orang di Singapura menyu.kainya, entahlah. Ada yang bilang, buah yang biasanya dibeli penduduk Tionghoa di Sum-Ut, baik kalau dikeringkan untuk dibuat manisan. Sudah sejak nam tahun sesungguhnya kesemek dalam jumlah kecil memasuki Singapura. Tahun lalu ekspor dari pelabuhan Belawan hanya sekitar 6 ton. Tapi tahm ini, sampai Oktober, mendadak sontak ekspor kesemek ke Singapura meroket menjadi 349 ton. Leman Girsang, 62 tahun, salah seorang dari delapan eksportir buah kesemek di Sum-Ut yang merasa beruntung, membeli buah itu dari petani dengan harga Rp 125 per kilo, atau sekilar 4 sampai lima buah, mengingat besarnya kurang lebih mirip apel. Dan Leman kemudian menjualnya kepada importir di Singapura S$ 80 (Rp 250) per kilo. Selain sayur-mayur yang harganya jatuh terus, sesungguhnya buah alpukat, nanas, pisang, pepaya, dan mangga punya pasaran yang lumayan di Singapura. "Bea masuknya juga rendah, 5%, tak seperti di Malaysia yang sampai 40%, sehingga kurang menarik buat eksportir," kata Salim Balatif dari PT Job Enterprise, Medan. Adapun permintaan kesemek Sum-Ut yang tiba-tiba melonjak itu, ada pasalnya. Menurut Leman Girsang, buah kesemek dari RRC, dan Taiwan yang juga masuk dalam jumlah besar ke Singapura, masa panennya berlangsung sesudah panen besar di Sum-Ut berakhir, yakni antara bulan Oktober sampai Desember Permintaan yang meningkat di Singapura, itulah yang agaknya membuat kesemek di dua kabupaten Sum-Ut naik gengsinya. Mirip pohon cokelat dengan tinggi sekitar lima meter, berdaun rimbun, pohon kesemek bisa tumbuh subur di dataran tinggi. Buah tersebut baru dikenal di Karo dan Simalungun sekitar sepuluh tahun silam. Penduduk di sana membudidayakannya sebagai tanaman pekarangan. Dinas Pertanian Sumatera Utara awal tahun ini telah memberikan gratis 500 bibit pohon itu kepada petani di Karo, dan Simalungun. Sebuah sumber di Kanwil Perdagangan Sum-Ut memperkirakan kasmak di tanam di tanah pekarangan seluas 15 ha di Karo, dan 5 ha di Simalungun. Konon sebuah bank pemerintah di Medan sedang mempertimbangkan untuk memberikan kredit kepad. petani buah itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus