PEMERINTAH akan melarang produksi sedan dengan isi langkah di
atas 2.000 cc. Peringatan itu dikemukakan kembali oleh Menteri
Perindustrian A.R. Soehoed pekan lalu di Hotel Horison, Jakarta.
"Larangan itu sudah pasti, dan keputusannya sekarang sedang
dipersiapkan," katanya sambil menyebut tindakan tersebut
berkaitan dengan usaha konservasi energi. "Kita terlalu boros
dalam menggunakan kendaraan, bahan bakar, dan peralatan."
Kendati larangan itu dianggap belum selaras dengan Instruksi
Presiden No. 9 tahun 1982 mengenai usaha penghematan energi oleh
pemerintah, toh para perakit mulai berkemas-kemas. "Kalau
larangan itu jadi ditetapkan kami patuh saja, dan hanya akan
merakit sedan yang cc-nya rendah saja," kata Wim Ekel, Manajer
Promosi dan Penjualan PT Star Motors Indonesia, agen tunggal
Mercedes-Benz.
SEJAK 1973, Star Motors merakit Mercy 200 (2.000 cc), Mercy 240
(2.400 cc), dan Mercy 280 (2.800 cc). Dua jenis sedan terakhir
bisa dipastikan bakal kena larangan. Setiap bulanagen tunggal
itu menjual 50 unit ketiga jenis sedan tersebut, dan yang paling
laku Mercy 280 (kosong Rp 36 juta) dibanding Mercy 240 berbahan
bakar solar yang lebih murah (kosong Rp 35 juta). "Kami tak akan
terpukul hebat, kami punya kegiatan di jenis mobil lain," ujar
Ekel. Selain sedan, perusahaan itu jlga menghasilkan kendaraan
niaga truk, dan bis.
PT Toyota Astra Motor (TAM, agen tunggal Toyota Crown, juga
merasa tak akan terpukul hebat. "Kami sudah siap. Tak ada
pukulan kalau larangan itu dikeluarkan, karena Crown hanya
bagian kecil dari seluruh produksi perusahaan," kata Dionysius
Hendratmaka, Humas TAM. Sejak dilempar ke pasar 1972, Crown
(2.600 cc) sudah laku 6.50 unit. Harga mobil itu on the road Rp
2 juta.
Awal tahun ini diperkenalkan Crown 2.800 cc, dan baru laku 328
unit. "Pokoknya untuk sedan, andalan kami tetap pada Corolla,"
tambah Hendratmaka. Sejak diluncurkan Februari 1980 Corolla DX
(1.290 cc) sudah terjual 6.500 unit per Agustus tahun ini.
Sikap tenang juga tampak di PT Ismac Motors, agen tunggal Volvo,
yang berkantor di Ancol, Jakarta Utara. Perusahaan itu merakit
Volvo 264 GL (2.700 cc), yang antara lain dipakai para menteri
dan 244 DL (1.900 cc)."Yang kena kan hanya 264 GL," kata sumber
di Ismac, "dan kalau benar dilarang, penyediaan suku cadang
tetap kami jamin." Hasil rakitan perusahaan ini: Volvo 264 GL
(kosong Rp 32,5 juta) belum lama dibeli Sekretariat Negara 264
unit, Hankam dan Polri masing-masing 70 unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini