Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menteri Agus Gumiwang: Target Ekspor Batik USD 100 Juta

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan ekspor batik mencapai USD 100 juta pada 2023.

3 Agustus 2023 | 09.03 WIB

Pengrajin menyelesaikan pembuatan kain batik tulis khas Cirebon di Sentra Kerajinan Batik Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, Senin 17 April 2023. Produsen batik setempat menyebutkan produksi mereka meningkat 100 persen atau dua kali lipat dari produksi rata-rata hari normal seiring dengan meningkatnya permintaan pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri dan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan di sentra batik tersebut saat arus mudik Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Pengrajin menyelesaikan pembuatan kain batik tulis khas Cirebon di Sentra Kerajinan Batik Trusmi, Cirebon, Jawa Barat, Senin 17 April 2023. Produsen batik setempat menyebutkan produksi mereka meningkat 100 persen atau dua kali lipat dari produksi rata-rata hari normal seiring dengan meningkatnya permintaan pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri dan semakin meningkatnya kunjungan wisatawan di sentra batik tersebut saat arus mudik Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan ekspor batik mencapai USD 100 juta pada 2023. Dia menyebut, industri batik berperan penting bagi perekonomian nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Agus Gumiwang mengatakan sepanjang 2022, nilai ekspor batik dan produk batik menembus USD 64,56 juta atau meningkat 30,1 persen dibanding capaian pada 2021. Sementara pada periode Januari-April 2023, nilai ekspor batik dan produk batik mencapai USD 26,7 juta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Dan ditargetkan dapat menyentuh hingga USD 100 juta selama tahun 2023," kata Agus melalui keterangan resminya pada Rabu, 2 Agustus 2023.

Dia melanjutkan, industri batik adalah sektor padat karya yang telah menyerap tenaga kerja hingga jutaan orang. Artinya, lanjut dia, sektor industri batik telah memberikan kehidupan dan penghasilan bagi jutaan rakyat Indonesia.

Dia optimistis, kinerja industri batik akan semakin tumbuh, terlebih usai pandemi Covid-19. Selain itu, dia menyebut sinyal positif menggeliatnya ekonomi juga diberikan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2023 mencapai 3 persen, meningkat dari proyeksi April lalu (2,8 persen).

“Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, saat ini menjadi momentum yang sangat baik bagi industri batik untuk bisa kembali bangkit, karena perekonomian sedang tumbuh,” tutur Menperin.

Oleh karena itu, kata dia, dalam upaya pengembangan industri batik diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak, seperti asosiasi, pelaku usaha, desainer, akademisi, e-commerce hingga influencer.

Menurut Agus, batik Nusantara memiliki keunggulan dan daya saing yang tinggi karena motif, desain, dan coraknya yang inovatif dengan berbasis kearifan lokal.

Agus menyebut, saat ini terdapat empat indikasi geografis batik, yaitu Batik Tulis Nitik Yogyakarta, Batik Besurek Bengkulu, Sarung Batik Pekalongan, dan Batik Tulis Complongan Indramayu. Indikasi geografis batik adalah bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual atau motif batik yang jadi ciri khas suatu daerah. 

“Kami berharap komunitas batik agar mendaftarkan produknya kepada Kemenkumham dan pada tahun ini akan ada tambahan dua indikasi geografis batik, yaitu Batik Sogan Solo dan Batik Tuban," ujar Agus.




Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus